Pandemi di Mata Sang Guru

Oleh Dra. Evy Aldiyah
Guru IPA di SMP Negeri 202 Jakarta

Hingga saat ini virus covid-19 belum juga hengkang dari bumi Nusantara. Pendidikan pun menjadi salah satu bidang yang terdampak pandemi covid-19 tersebut. Banyak guru yang merasa kaget karena harus mengubah sistem, silabus dan proses belajar secara cepat.

Dengan segala kompetensi yang dimiliki guru, mau tak mau harus siap mengikuti perubahan, meski dengan terbata-bata. Tapi sekali lagi, dunia pendidikan tetap harus terus mendapatkan perhatian agar tidak terdampak buruk meski di tengah pandemi seperti ini, Bila dilihat secara umum masa pandemi yang tak berkesudahan ini menimbulkan banyak ancaman. Tentu saja tidak ada yang menginginkan pandemi covid-19 mengancam dunia pendidikan, bukan?

Meski saat ini telah diberlakukan pembelajaran tatap muka terbatas, namun tidak semua sekolah diberi kesempatan untuk itu. Yang menjadi kekhawatiran terbesar adalah hilangnya momen masa emas yang sedianya dialami oleh siswa pada masa perkembangan sekolahnya di masa itu. Meski dinilai membawa dampak negatif tetapi ternyata pandemi covid-19 juga membawa dampak positif bagi dunia pendidikan. Pandemi covid-19 ini telah memotivasi kita untuk bertahan melewati masa-masa sulit, sehingga tetap fokus mencapai tujuan, terutama untuk pendidikan Indonesia yang lebih maju.

Dampak positif pandemi covid-19 juga dirasakan oleh para guru. Adanya program percepatan transformasi teknologi pendidikan membuat guru menjadi lebih cakap teknologi dan tidak gaptek lagi. Selanjutnya platform pembelajaran diluncurkan dengan berbagai aplikasi belajar online. Dengan tersedianya fitur-fitur yang memudahkan dalam pembelajaran online, tentu saja ini sangat mendukung guru dalam melakukan PJJ. Maraknya kursus atau diklat kompetensi guru yang diadakan suatu lembaga secara online baik secara gratis maupun berbayar, ini pun membuat guru bersemangat untuk mengikutinya. Hal ini terkait dengan peningkatan kompetensi keahlian (skill) guru sebagai bekal dalam melakukan PJJ.

Dengan ilmu yang sudah dikuasai dari pelatihan dapat langsung diterapkan dalam PJJ. Dari situ muncullah kreatifitas guru tanpa batas dalam menemukan cara terbaik untuk mempermudah PJJ. Sehingga guru menghasilkan suatu karya terbaiknya selama masa pandemi covid-19 ini, baik dalam pembelajaran atau dalam karirnya.

Dampak positif lain adalah dengan adanya kolaburasi antara orang tua dan guru dalam PJJ mempermudah siswa tetap bisa menjalani belajar online dengan efektif. Serta terjadinya penerapan ilmu di tengah keluarga seperti membuka diskusi kecil pada saat berkumpul dengan keluarga di rumah.

Adanya keterbatasan gerak guru dan siswa dalam pembelajaran jarak jauh diharapkan tidak menjadi halangan besar karena guru adalah seorang learning agent. Sebagai learning agent guru memegang peranan sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi siswa. Di masa pandemi ini mau tak mau guru harus memiliki inovasi yang brilliant dalam melakukan pembelajaran daring serta memperkaya diri dengan kompetensi, yaitu kompetensi akademik dan kompetensi keahlian.

Pembelajaran daring di masa pandemi ini tentu menuntut juga keefektivitasan seorang guru. Bagaimana keefektivitasan seorang guru itu? Menurut pandangan Anderson, L.W (1989) dalam bukunya The Effective Teacher, keefektivitasan seorang guru dapat dilihat dari membandingkan prestasi dan kompetensi guru dengan banyaknya kemajuan siswa yang berhasil diraih. Tidak hanya dari segi hasil belajar tetapi juga dari perilaku siswa. Seorang guru yang efektif akan selalu berpikir tentang bagaimana menemukan cara yang lebih baik untuk mengajar, melakukan persiapan yang matang dan selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi diri.

Kembali lagi ke masa pandemi covid, sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk menggali kompetensi diri untuk meningkatkan keefektifitasannya sebagai seorang guru. Salah satunya dengan mengikuti kursus atau diklat kompetensi guru secara online yang saat ini sedang marak. Anggaplah itu sebagai suatu penyegaran. Dapat juga saling belajar atau sharing dalam kelompok guru yang memiliki keahlian tertentu. Tujuannya untuk mendapatkan ilmu. Masa pandemi covid tidak lagi menjadi keluh kesah. Ilmu dan keterampilan yang di dapat dari kursus atau pelatihan tersebut dapat diterapkan dalam PJJ. Ini akan memberi nilai tambah bagi guru sebagai salah satu peningkatan kompetensi, syaratnya ya itu tadi, diterapkan di dalam PJJ.

Seorang guru yang efektif mampu mengemas kompetensi yang dimilikinya untuk mencapai hasil yang telah ditentukan. Membekali diri untuk meningkatkan keefektivitasan sebagai guru akan mempertinggi kualitas personalnya ternasuk pengetahuan dan keterampilannya. Siap mentransfer ilmu melalui kompetensi yang dimilikinya sehingga bermanfaat bagi siswa. Dari kompetensi yang dimiliki guru akan tergambar bagaimana hasil yang akan diraih siswa dalam pembelajaran. Baik dari segi hasil belajar maupun perilaku siswa.

Harapan terbesar adalah dengan adanya masalah dan tantangan yang ada dalam PJJ di masa pandemi ini tidak menjadikan dunia pendidikan kita terancam. Jadikan masa pandemi covid-19 ini sebagai kesempatan untuk menggali dan memperkaya kompetensi diri. Belajar hal-hal baru dan mentransformasi ilmu yang didapat juga tetap dilakukan. Selain itu juga membangun kreatifitas dan mengasah skill untuk meningkatkan kualitas personal. Jadikan era baru ini untuk mengubah cara pandang kita melalui interaksi dengan teknologi. Setidaknya ada sedikit hawa perbedaan dengan masa sebelum PJJ.

Mari jadikan masa pandemi covid-19 ini bermanfaat meningkatkan kesadaran untuk menguasai kemajuan teknologi dan mengatasi permasalahan proses pendidikan di Indonesia. Mengefektifkan diri sebagai guru, mengukuhkan diri sebagai seorang learning agent.

Menciptakan kreatifitas dalam belajar untuk memotivasi siswa agar tetap semangat belajar secara daring dan tidak menjadi beban psikis mereka. Karena kreatifitas juga merupakan kunci sukses seorang guru. Berikan  pendidikan dan pembelajaran yang terbaik kepada siswa sebagai generasi penerus bangsa dan pemegang estafet kepemimpinan. Jadikan diri kita bermanfaat di mana pun kita berada. Karena sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis Nabi, sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberikan manfaat kepada orang lain.

Bagikan tulisan ke: