Biografi KH. Lukman Bahrul Maghfiroh

Daftar Isi Profil KH. Lukman Bahrul Maghfiroh

  1. Kelahiran
  2. Pendidikan
  3. Wafat
  4. Mendirikan Pesantren
  5. Mendapat Isyarat

 

Kelahiran

KH. Lukman Bahrul Maghfiroh atau yang kerap disapa dengan panggilan Gus Lukman lahir pada tanggal 21 Mei 1964 di Malang, Jawa Timur. Tepatnya di sebuah desa yang bernama Penanggungan Betek Malang. Sebuah pedukuhan yang terletak di tengah kota Kecamatan Lowokwaru. Beliau merupakan putra dari KH. Abdullah Fattah bin Mbah Daim Jcitranegara.

Pendidikan

Gus Lukman memulai pendidikannya dengan belajar ke Pondok Pesantren Tebuireng Jombang pada waktu itu diasuh KH. Muhammad Yusuf Hasyim , setelah selesai, beliau melanjutkan pendidikannya dengan tabarukan (mencari berkah) ke pondok-pondok yang ada di Jawa dan Madura.

Wafat

KH Luqman Al Karim atau yang akrab disapa Gus Lukman telah tutup usia pada Jumat (08/09/2017) dini hari, di Rumah Sakit Persada Malang

Mendirikan Pesantren

Pada tahun 1995, Gus Lukman mendirikan Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh. Sebelum diresmikan, pondok dengan arti nama lautan maaf tersebut ditirakati dengan berdoa dan terjaga sepanjang malam (melekan). Tak hanya sekali, tetapi rutin dilaksanakan oleh Gus Lukman dan kakaknya, Gus Khoiri, setiap malam Jumat kurang lebih selama dua tahun. Pondok Pesantren yang berlokasi di Jalan Joyo Agung Atas, Kelurahan Tlogomas tersebut akhirnya diresmikan pada 1997 silam.

Ponpes tersebut sebelumnya berada di tengah area persawahan. Dengan lahan kurang lebih 500 meter persegi, sejak awal pondok itu menerapkan sistem balasi. Yakni pembelajaran yang tidak dipungut biaya sepeserpun.

Santri-santri awal hanya diajari tirakat di malam hari dengan melakukan ibadah qiyamullail tiap malam. Khususnya pada hari Kamis malam Jumat. Kegiatan tersebut pun tetap dijalankan hingga saat ini.

Mendapat Isyarat

Pada suatu malam kira-kira tahun 1998 (Gus Lukman) masuk ke sebuah kamar yang berada di sebelah masjid di lingkungan ponpes. Setelah beribadah malam, sekitar pukul 03.00 dini hari menjelang Subuh, Gus Lukman tertidur.

Antara sadar dan tidak, dalam mimpinya itu diberi oleh Allah isyarat atau perlambang. Beliau melihat di dalam pondok ini ada sumber mata air yang besar sekali.

Airnya bersih jernih kemudian banyak orang berduyun-duyun datang untuk meminumnya. Semakin banyak orang yang minum, semakin besar keluar air sumber tersebut.

https://www.laduni.id/post/read/71157/biografi-kh-lukman-bahrul-maghfiroh.html