Menulislah secara Sederhana

0 0

Read Time:1 Minute, 46 Second

Oleh Kang Masyhari

Ini sebenarnya nasehat untuk saya pribadi, mengingat seringkali saya urung dan gagal menulis, padahal ide tulisan keluar masuk cukup banyak. Hal itu karena ada semacam persepsi dalam diri bahwa tulisan yang bagus dan keren itu kriterianya harus begini dan begitu.

Padahal, tulisan yang bagus adalah yang selesai ditulis. Sebanyak dan sebagus apa pun ide yang lewat di kepala tapi tidak segera dieksekusi, dituangkan dalam tulisan, maka ide-ide itu akan hilang percuma, tanpa bekas sedikit pun.

Esensi dalam menulis adalah menuangkan ide dan gagasan yang kita miliki ke dalam deret huruf yang merangkai kata, kalimat, hingga paragraf demi pragraf, dan berujung satu pokok pikiran. Tujuannya tentu untuk mentrasfer ide itu agar bisa dikonsumsi oleh pembaca. Intinya, tulisan merupakan media komunikasi penulis dengan pembaca.

Karena itu, prinsip utama dalam menulis mestinya adalah bisa dipahami oleh pembaca, sehingga pesan kita bisa diterima dengan baik. Makanya, agar tulisan kita lebih mudah dipahami oleh pembaca, menulislah dengan sederhana.

Memang sih, kualitas tulisan adalah representasi dari kualitas penulisnya, yang dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas bacaannya, selain jam terbang dalam menulis. Artinya, semakin banyak buku yang dibaca dan semakin sering seseorang itu menulis, akan semakin bagus kualitas tulisannya.

Kekhawatiran yang Berlebihan

Memang benar, dalam menulis kita harus memperhatikan dan pikir-pikir kebermanfaatan tulisan sebelum menulis: “Apa dampak dari tulisan saya?” Positif, ataukah negatif? Sehingga, konten dan bahasa tulisan harus benar-benar diperhatikan. Hanya saja, jangan sampai gara-gara kita overthinking (mikir berlebihan), malah kita jadi paranoid. Alhasil, karena kebanyakan mikir, kita akhirnya tidak jadi menulis.

Suatu ketika, Dr Ilman Nafia, dalam satu forum ilmiah (2014) mengatakan, terkait menulis orang terbagi 3 varian: pertama, menulis tanpa mikir; kedua, menulis sambil mikir; dan yang terakhir, mikir terus, tapi tidak menulis.

Yang paling ideal memang yang kedua, yaitu menulis sambil berpikir, sehingga menghasilkan tulisan yang berkualitas. Tapi, kalau tidak bisa seideal itu, minimal tulis saja apa yang ingin ditulis, gak terlalu peduli kualitas tulisan kita. Toh setidaknya, itu akan menambah jam terbang latihan kita dalam menulis.

Jangan sampai, karena kebanyakan mikir, sehingga kita tidak jadi menulis.

Selamat menulis.

RS Permata Kedawung Cirebon, 30 Maret 2023_17:07 WIB.

About Post Author

Masyhari

Founder rumahbaca.id, pembina UKM Sahabat Literasi IAI Cirebon

Happy

Happy

0 0 %

Sad

Sad

0 0 %

Excited

Excited

0 0 %

Sleepy

Sleepy

0 0 %

Angry

Angry

0 0 %

Surprise

Surprise

0 0 %