Harlah BEM PTNU Ditunggangi Politik Praktis, Ketua IPNU Indramayu: Terlalu Pragmatis dan Receh

2 0
Read Time:1 Minute, 32 Second

INDRAMAYU – Ketua Pimpinan Cabang IPNU Indramayu, Samsul Mauludin sangat prihatin ada organisasi yang mengatasnamakan mahasiswa sekaligus membawa nama besar Nahdlatul Ulama dengan terang-terangan mendeklarasikan capres-cawapres.

“Saya sangat prihatin melihat kondisi saat ini, di mana organisasi yang mengatasnamakan mahasiswa sekaligus membawa nama besar Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) pada saat harlah di Kempek Cirebon diselipi dukungan ataupun deklarasi Capres dan Cawapres. Ini bagian daripada arogansi egoisme suatu kalangan. Kesannya terlalu receh dan tidak idealis lagi sebagai mahasiswa, “Ujar Samsul, menanggapi deklarasi BEM-PTNU yang mendukung salah satu capres-cawapres, kepada reporter Rabu (15/11/2023).

Diketahui, acara Harlah dan deklarasi BEM-PTNU digelar di Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon pada Minggu, 12 November 2023.

Acara tersebut dihadiri oleh salah satu calon wakil presiden, Mahfud MD, KH Mustofa Aqil Siradj, Pengasuh Ponpes KHAS Kempek Cirebon, Islah Bahrawi, dan Pengurus BEM-PTNU se-Indonesia, serta perwakilan dari beberapa BEM lokal Cirebon dan juga Indramayu.

Seharusnya organisasi kemahasiswaan menjadi tolak ukur kalangan muda idealis yang harus menjadi garda terdepan sebagai critisim of government policy dan sifatnnya harus netral tidak berpihak apalagi mengenai politik praktis. Dan parahnya, ini membawa nama Nahdlatul Ulama yang sudah jelas ketum PBNU sangat fasih mengintruksikan untuk tidak membawa nama NU terlibat dalam politik praktis,” tambah Samsul.

Lebih lanjut Samsul mengatakan, bahwa mahasiswa digadang sebagai penjaga nilai dan kontrol sosial kini bak hilang ditelan bumi, digoreskan oleh kalangan tertentu yang meruntuhkan nilai moral dalam tubuh mahasiswa.

“Terkesan pragmatis, mencari kesempatan dalam ajang kontestasi besar politik. Sehingga, peranan yang dibangun dari founding fathers terdahulu kita bahwasa mahasiswa adalah agen of change, penjaga nilai, penerus bangsa, kontrol sosial dan mengutamakan moral itu semuanya tidak lagi digunakan, dan saya tekankan khususnya semua kalangan mahasiswa yang masih dalam kewarasan berfikir tetap menjaga etika, nilai dan idealisme kalian dan gaungkan politik kebangsaan bukan politik praktis,” tegas Samsul.

Reporter: Syaerurrozie || Editor: Masyhari

Bagikan tulisan ke: