Download File PDF Khutbah Hari raya Idul Fitri 1444 H

Khutbah I


اللهُ
أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ

اللهُ
أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا
لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ
وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ
مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ
حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ
أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ
لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
االدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ
عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ أَمَّا بَعْدُ، فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ
وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قال الله تعالى كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ
بِاللّٰهِ وَكُنْتُمْ اَمْوَاتًا فَاَحْيَاكُمْ
ۚ ثُمَّ
يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati
Allah

Alhamdulillahirabbilalamin menjadi kalimat
yang paling tepat kita ucapkan pada momentum mulia di pagi hari ini. Pasalnya,
Allah masih terus mengalirkan nikmat yang tidak bisa kita hitung satu persatu
di antaranya nikmat kesehatan sehingga kita bisa hadir dan menikmati
kebahagiaan Idul Fitri bersama orang-orang yang kita cintai. Banyak dari
saudara-saudara kita yang tidak bisa merasakan aura dan kebahagiaan lebaran
karena sakit atau sudah dipanggil terlebih dahulu oleh Allah swt untuk
menghadap-Nya. Semua ini harus kita syukuri agar kita tidak termasuk dalam
golongan orang yang kufur nikmat dan juga menjadi orang-orang yang menyesal
karena nikmat-nikmat ini dicabut oleh Allah swt.

Kita mampu merasakan penting dan manisnya
nikmat Allah, ketika nikmat itu sudah tidak lagi bersama kita. Seperti anugerah
kesehatan yang kita rasakan saat ini, akan semakin terasa nikmatnya ketika sakit
sudah menghampiri kita.

اللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ،
اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Pada kesempatan kali ini, mari kita juga
terus menguatkan ketakwaan kita kepada Allah swt yang merupakan tujuan utama
sekaligus buah dari perintah puasa di bulan Ramadhan. Sebagaimana ditegaskan
dalam ayat Al-Qur’an yang sangat masyhur tentang perintah puasa yakni:

 يٰٓاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُوْنَۙ

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah:183).

Sehingga bisa dikatakan bahwa hari ini,
setelah kita melaksanakan ibadah puasa dengan iman dan kepasrahan diri kepada
Allah, maka sikap-sikap ketakwaan sudah seharusnya bersemayam dalam diri kita.
Sikap itu di antaranya adalah keteguhan hati untuk menjalankan segala perintah
Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Momentum Idul Fitri kali ini juga menjadi
waktu yang tepat bagi kita untuk mengumandangkan takbir sebagai wujud
mengagungkan Allah swt. Allah lah yang paling berhak atas segala apa yang
terjadi di alam semesta, termasuk apapun yang terjadi pada diri kita. Kita
adalah makhluk-Nya yang lemah tiada daya. Makhluk yang diciptakan dari tanah
yang proses penciptaannya memberikan pelajaran mendalam bagi kesadaran tentang
siapa kita, di mana kita, dan akan kemana kita.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat
Al-Mu’minun ayat 12:

 وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ
مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ

Artinya, “Sungguh, Kami telah menciptakan
manusia dari sari pati (yang berasal) dari tanah.”

Kemudian dilanjutkan dengan ayat 13:

 ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ
قَرَارٍ مَّكِيْنٍ

Artinya: “Kemudian, Kami menjadikannya air
mani di dalam tempat yang kukuh (rahim).”

Selanjutnya Allah swt menjelaskan keagungan
dan kekuasaan-Nya memproses terbentuknya jasad dan ruh kita dalam ayat 14:

 ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ
عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا
الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ
الْخٰلِقِيْنَۗ

Artinya: “Kemudian, air mani itu Kami
jadikan sesuatu yang menggantung (darah). Lalu, sesuatu yang menggantung itu
Kami jadikan segumpal daging. Lalu, segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang. Lalu, tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah sebaik-baik
pencipta.”

 اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ
اْلحَمْدُ

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati
Allah

Tiga (3) ayat ini menyadarkan kita untuk
kembali merenungkan betapa agung-Nya Allah swt dan betapa lemahnya kita. Jika
kesadaran ini kita tanamkan dalam jiwa kita, maka bisa dipastikan kita akan
senantiasa patuh dan takut karena cinta kepada Allah swt. Dari 3 ayat ini kita
harus menyadari bahwa kita semua berasal dari Allah dan akan kembali kepadanya.
Kita berawal dari kondisi yang lemah dan akan kembali menjadi lemah. Kita akan
melewati sebuah siklus yang berasal dari tidak ada dan akan kembali kepada
ketiadaan kembali. Allah swt berfirman:

 كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللّٰهِ
وَكُنْتُمْ اَمْوَاتًا فَاَحْيَاكُمْۚ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ
اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Artinya, “Bagaimana kamu ingkar kepada
Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia
akan mematikan kamu, Dia akan menghidupkan kamu kembali, dan kepada-Nyalah kamu
dikembalikan?” (QS Al-Baqarah: 28).

Takbir, tahmid, dan tahlil yang kita
kumandangkan dari lisan kita di hari yang fitri ini harus kita tancapkan juga
dalam hati kita. Takbir yang membesarkan nama Allah, harus serta merta
mengecilkan nafsu dan kesombongan kita. Takbir tanda kebahagiaan Idul Fitri,
harus serta merta menjadi tanda perubahan untuk menjaga kesucian ini.

Takbir di Idul Fitri ini harus tumbuh dari
dalam hati untuk menjadi pujian terbaik bagi penguasa alam semesta. Mari
renungkan kembali doa kita saat i’tidal shalat yang setiap hari kita baca:

 رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ
السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Artinya: “Ya Allah Tuhan kami! Bagi-Mu
segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Engkau kehendaki
sesudah itu.”

Doa ini menjadi sebuah pengakuan kita, atas
kebesaran Allah yang lebih besar kebesarannya dari bumi dan segala isinya. Doa
ini sekaligus harus menyadarkan betapa kecilnya kita di hadapan Allah swt.

 اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ
اْلحَمْدُ

Karena itu, jamaah shalat Idul Fitri yang
dirahmati Allah Mari jadikan Idul Fitri kali ini sebagai renungan suci akan
kebesaran Allah swt sekaligus tekad untuk menjaga kesucian diri. Setelah
melalui kawah candra dimuka perjuangan dan pendidikan di bulan Ramadhan, kita
harus mampu menjadi pribadi yang paripurna setelah gemblengan puasa satu bulan
penuh.

Dalam puasa, kita diajarkan menahan diri
untuk tidak makan dan minum, sehingga setelah puasa jangan lagi kita memakan
yang bukan hak kita. Dalam puasa kita terbiasa dengan bibir kering karena
kehausan, mata kita sayu karena keletihan, dan perut kita kosong menahan lapar,
sehingga jangan sampai ke depan tangan-tangan kita kotor karena berbuat dzalim
kepada orang lain. Pada Ramadhan kita yang bisa khusyuk dalam shalat, sehingga
jangan lagi setelah Ramadhan kita juga khusyuk merampas hak orang lain. Pada
Ramadhan, kita lihai membaca ayat-ayat Al-Qur’an, sehingga jangan sampai kita
juga lihai menipu orang lain.

 اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ
حَقًّا، وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ. ،وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً، وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

‘Artinya, ’Ya Allah, tampakkanlah kepadaku
kebenaran sebagai kebenaran dan kuatkanlah aku untuk mengikutinya serta
tampakkanlah kepadaku kesalahan sebagai kesalahan dan kuatkan pula untuk
menyingkirkannya.’‘ (HR Imam Ahmad).

Mari jadikan Idul Fitri kali ini, Idul
Fitri kita yang terbaik, karena kita tidak akan tahu apakah kita akan bisa
bertemu dengan Idul Fitri di masa yang akan datang atau tidak. Mari kita saling
memaafkan dengan sesama atas segala dosa yang telah kita lakukan untuk semakin
menguatkan kesucian kita.

Rasulullah bersabda dalam haditsnya:

 الْفَضْلُ فِيْ أَنْ تَصِلَ
مَنْ قَطَعَكَ وَتُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ وَتَعْفُوَ عَمَّنْ ظَلَمَكَ (رواه هناد
(

Artinya, “Keutamaan adalah bahwa engkau
menghubungi orang yang memutusimu, dan engkau memberi orang yang tidak
memberimu, dan engkau memaafkan orang yang menganiayamu.” (HR Hanaad, Kitab
Al-Jami’us Shaghir).

Terutama meminta maaf kepada kedua orang
tua kita yang telah melahirkan kita ke dunia. Beruntunglah yang masih memiliki
kedua orang tua. Mereka adalah jimat yang harus kita jaga. Merekalah yang telah
berjasa dalam kehidupan kita dan menghantarkan kita meraih kesuksesan kehidupan
di dunia.

Bagi orang tuanya yang sudah meninggal
dunia, bukan berarti selesai bakti kita kepada mereka. Ziarahilah makamnya.
Berdoalah kepada Allah untuk mengampuni segala dosa dan menerima amal
ibadahnya. Bukan harta, jabatan, dan materi dunia yang mereka harapkan dari
anak-anaknya. Namun untaian doa dan kebaikan para penerusnyalah yang mereka
nanti-nantikan di alam kuburnya. Semoga Allah swt menerima doa-doa kita untuk
orang tua kita. Amin.

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati
Allah

Demikian khutbah Idul Fitri yang
mudah-mudahan bisa menjadi renungan suci kita di hari yang fitri ini. Semoga
amal ibadah kita selama Ramadhan dan hari-hari selanjutnya akan senantiasa
diterima oleh Allah swt. Semoga kita dijadikan golongan orang-orang yang
kembali suci dan meraih ketakwaan. Amin.

 جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ
مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ، وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ
فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ، اَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ الله
لِى وَلَكُمْ، وَلِوَالِدَيْنَا وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرهُ
اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ



Khutbah II

 اللهُ اَكْبَرُ (٣×) اللهُ اَكْبَرُ
(٤×) اللهُ اَكْبَرُ كبيرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً
وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذي وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْوَفَا. أَشْهَدُ
أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ،
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ, وَاعْلَمُوْا أَنَّ
اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ
الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ
وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ
الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ
بَلَدِنَا اندونيسييا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ .

عِبَادَ
اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى
ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
, وَاللهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُوْنَ

 

File PDF Khutbah Bisa di Download di Sini

 HALAMAN

 

https://www.potretsantri.com/2023/04/download-file-pdf-khutbah-hari-raya.html