Ziarah di Makam Syeikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma Pendiri NU Sulawesi Selatan

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta – Syeikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma adalah ulama kharimatis yang berjasa besar mendirikan Nahdlatul Ulama di Sulawesi Selatan.

Puang Ramma adalah Mursyid ke-12 Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassary. Beliau langsung mendapatkan ijazah sebagai mursyid dari gurunya, Syekh Abdul Malik Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassary. Kemursyi dan Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassary saat ini dilanjutkan putranya, Syekh Sayyid A Rahim Assegaf Puang Makka.

Profil

Syeikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma yang bernama lengkap Allahu Yarham Syeikh Sayyid al-Habib Kiai Haji Jamaluddin Assegaf Puang Ramma al-Khalwatiyah Syaikh Yusuf al-Makassari al-Magfur Qaddasallahu Sirrah, lahir pada tanggal 21 Juni 1919 M, di Kampung Tambua Kabupaten Maros, yang terletak sekitar 12 Kilometer ke arah Utara dari Bandara Sultan Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.

Syeikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma mendirikan Rabithatul Ulama, sebuah organisasi yang berbasis Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagai cikal bakal berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama (NU) di Sulawesi Selatan. Beliau adalah mustasyar PBNU dan mursid Tarekat Tarekat Khalwatiyah Syekh Yusuf al-Makassary.

Beliau pernah terpilih menjadi anggota Dewan Konstituante mewakili Nahdatul Ulama (NU) pada Pemilu 1955. 

Syeikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma wafat di kediamannya Jalan Baji Bicara Nomor 7 Makassar pada hari Jum’at 15 Sya’ban 1427 H, atau tanggal 8 September 2006 M, dan dimakamkan ditempat kelahirannya di Desa Tambua Kabupaten Maros.

Lokasi Makam

Makam beliau berada di kompleks makam keluarga, di Dusun Tambua, Desa Bonto Marannu, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros

Haul

Haul beliau pada 15 Sya’ban 1427 haul beliau biasanya dihadiri para jamiyah Tarekat Tarekat Khalwatiyah Syekh Yusuf al-Makassary

Oleh-oleh

1. Roti Maros

Tak hanya makanan yang berkuah, di Maros juga terdapat sajian kuliner yang kekinian dan telah menjadi primadona para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini. Seperti namanya, hidangan ini berasal dari Kabupaten Maros dan telah menjadi icon dari kabupaten. Sebelum dikenal oleh masyarakat luas, Roti Maros ini hanyalah roti kampung biasa yang konon katanya dibuat untuk dikonsumsi oleh masyarakat menengah ke bawah.

Proses pembuatannya sendiri hanya menggunakan beragam alat sederhana yaitu pemanggang roti yang dindingnya masih terbuat dari batu bata, kemudian terdapat mesin pompa yang digunakan untuk membuat pembakaran. Dulu Roti Maros ini hanyalah berwarna putih kekuningan yang dibungkus dengan kertas koran. Seiring berkembangnya zaman, industri rumah tangga pembuat Roti Maros ini menjadi industri kerakyatan yang potensial.

2. Burasa atau Buras

Setiap warung ataupun restoran di Maros, pasti selalu ada hidangan yang bernama Burasa atau Buras ini. Makanan khas ini dikenal juga dengan nama lapat atau lontong bersantan. Meski bentuknya hampir mirip dengan lontong, namun Burasa memiliki bentuk lebih pipih dan memanjang serta dengan cara tersendiri. Hidangan ini menjadi salah satu makanan wajib bagi masyarakat Sulawesi Selatan saat hari lebaran yang biasanya tersaji bersama Coto Makassar.

Burasa terbuat dari beras yang dimasak terlebih dahulu dengan santan yang banyak hingga menjadi nasi lembek, kemudian dibungkus dengan daun pisang. Biasanya Burasa ini dibuat menjadi dua bagian dalam satu ikatan yang menggunakan tali rafia atau daun pisang, lalu direbus hingga matang. Selain menjadi pendamping makanan khas yang berkuah, Burasa juga bisa dinikmati langsung dengan sambal ataupun serundeng.

3. Madu Hutan Maros

Sebagaimana diketahui, madu merupakan nutrisi alam yang yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh. Berbeda dengan madu dari hasil peternakan lebah, madu hutan berasal dari lebah hutan yang hidup bebas dan memakan lebih banyak sari bunga. Madu Hutan Maros memiliki rasa manis yang khas dan berbeda dengan madu pada umumnya.

Sejak pandemi melanda, permintaan Madu Hutan Maros menjadi dua kali lipat dari biasanya. Hal ini disebabkan oleh kandungan dari madu ini yang ampuh untuk meningkatkan imunitas dan menghalau tubuh dari serangan penyakit. Madu Hutan Maros juga diolah secara alami tanpa proses pasteurisasi. Anda harus mencoba madu asli hutan khas Maros ini.

4. Jalangkote

Jalangkote adalah makanan khas Maros yang mirip dengan pastel, namun kedua makanan ini memiliki perbedaan. Kulit jalangkote lebih tipis daripada pastel dan memiliki penampakan agak bergelembung. Isian jalangkote mayoritas sama dengan pastel, tapi rasa rempah pada jalangkote lebih kuat karena tambahan pala dan jintan.

Bahan-bahan yang paling umum dijadikan isian jalangkote adalah daging, tauge, wortel dan kentang yang dipotong dadu, dan laksa yang ditumis bersama bawang putih, bawang merah, merica, dan bumbu lainnya. Selain itu, jika pastel biasa dimakan bersama cabai, jalangkote dipasangkan dengan sambal cair khas Maros.

5. Dodol Ketan Hitam

Makanan manis ini biasanya akan mudah ditemui ketika memasuki bulan Muharram (bulan pertama dalam kalender Islam). Hal ini disebabkan karena terdapat tradisi di Maros yang masih dipertahankan hingga saat ini, yaitu Tradisi Bubur Syuro dan Dodo 10 Muharram. Pada kesempatan ini, para warga akan membuat dodol dari beras ketan, santan, dan gula aren.

Semua orang akan membuat dodol ini dan membagi-bagikan kepada keluarga atau para tamu yang datang ke daerah ini. Filosofi dari jajanan manis, gurih, dan liat ini melambangkan kuatnya tali silaturrahim. Walau demikian, Anda tetap bisa menjumpai dodol ketan hitam ini di hari-hari biasa. Berbagai pusat oleh-oleh dan kedai di Maros menawarkan dodol ini untuk dijadikan buah tangan.

Cinderamata

1. Songkok Recca

Songkok atau peci merupakan identitas bagi seorang lelaki muslim. Bagi masyarakat Bugis, songkok tidak hanya sebagai identitas agama, tetapi juga identitas adat budaya. Jika Anda berlibur ke Maros, Anda dapat menemukan songkok khas Bugis yang bernama Songkok Recca. Songkok ini termasuk watisan budaya yang sudah ada sejak tahun 1683.

Pada zaman dahulu, Songkok Recca dibuat dengan lapiran emas untuk menunjukkan strata sosial. Songkok ini dibuat dari serat pelepah daun lontar yang dipukul-pukul atau dalam bahasa Bugis direcca-recca. Istilah inilah yang kemudian dijadikan sebagai nama dari produk lokal ini. Proses pembuatannya pun masih dilakukan secara manual.

Songkok Recca yang biasanya hanya berwarna hitam dan kuning emas, kini sudah mulai dimodifikasi dengan motif yang beragam. Hal ini menjadikan songkok ini tidak pernah kehilangan pasar. Dengan motif yang beragam, Songkok Recca dapat menjangkau semua kalangan, mulai dari orang tua, anak muda, bahkan beberapa artis dan pejabat pemerintah pun pernah memakainya.

2. Alat Musik Kecapi

Alat musik ini sempat mengalami fase dilupakan orang. Dahulu, orang biasa bermain kecapi usai panen sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil yang diperoleh. Sekarang kecapi biasa dimainkan di acara hajatan atau perkawinan. Alat musik khas Bugis ini kerap menjadi incaran para turis mancanegara yang menyukai keunikannya atau para kolektor alam musik tradisional yang mengagumi kecapi.

Kecapi buatan Maros telah menembus pasar internasional. Beberapa negara yang jadi langganan kecapi ini adalah China, Malaysia, dan Amerika Serikat. Kecapi buatan Maros ini bisa diperoleh di toko souvenir dengan harga mulai dari sekitar Rp 500.000,00. Jika Anda salah satu pecinta alat musik tradisional, Anda harus membawa pulang kecapi sebagai oleh-oleh dan koleksi baru anda.

3. Batik Kupu-Kupu Maros

Kupu-kupu, sebagai hewan khas salah satu daerah di Maros, tidak hanya diolah menjadi kerajinan bernilai seni tinggi, tetapi juga menginspirasi terciptanya kain batik dengan motif kupu-kupu. Batik kupu-kupu telah ramai digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat Maros. Batik ini merupakan produk original buatan pembatik Maros yang unik.

Oleh-oleh berupa batik khas akan lebih berkesan dan menyimpan kenang-kenangan selama berlibur ke Maros. Selain itu, motif khas daerah ini akan sulit ditemukan di tempat lain. Jika Anda berkunjung ke Maros, Batik Kupu-Kupu Maros ini harus berada di dalam keranjang belanja Anda sebagai oleh-oleh.

Itulah beberepa oleh-oleh khas dari Maros yang bisa Anda jadikan buah tangan untuk kenang-kenangan dan keluarga di rumah. Jenis oleh-oleh yang beragam akan memudahkan Anda untuk memilih produk mana yang Anda sukai dan bisa dibawa pulang. Setiap produk memiliki keunikan masing-masing dan dengan harga yang berbeda-beda. Anda bisa menyesuaikan dengan budget yang dimiliki.

 

https://www.laduni.id/post/read/74961/ziarah-di-makam-syeikh-djamaluddin-assegaf-puang-ramma-pendiri-nu-sulawesi-selatan.html