Ziarah di Makam Sunan Bungkul, Waliyullah dari Surabaya

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta – Salah satu tempat wisata religi di Kota Surabaya adalah makam Sunan Bungkul. Tempat itu selalu ramai dikunjungi para peziarah. Terutama menjelang bulan Ramadan. Tak hanya dari Surabaya, orang-orang yang datang ke kuburan itu juga banyak dari luar kota. Makam Sunan Bungkul ada pada sisi sebelah kanan di dalam cungkup makam di atas. Di area makam juga ada sebuah sumur yang airnya konon memiliki tuah. Karena lebih tua, ada peziarah yang datang lebih dulu ke Makam Sunan Bungkul, sebelum ke Makam Sunan Ampel.

Tokoh Mbah Bungkul memang masih menyimpan banyak misteri. Sebab tak banyak penelitian yang menguak sosok ini. Kisah-kisahnya kebanyakan berasal dari cerita rakyat. Nama Mbah Bungkul ditemukan pada Babad Ngampeldenta, yang ditulis lebih dari seabad silam. Naskah itu kini terdapat di Yayasan Panti Budaya Yogyakarta. Selain itu, nama Mbah Bungkul juga ada dalam Babad Risakipun Majapahit Wiwit Jumenengipun Prabu Majapahit Wekasan Dumugi Demak Pungkasan. Sejarawan asal Belanda, GH Von Faber, juga mengakui kesulitan melacak tokoh ini. Pada bukunya, Oud Soerabaia terbitan 1931, Faber mengatakan tokoh ini diliputi oleh misteri.

Profil
Sunan Bungkul memiliki nama lain yakni Empu Supo atau Ki ageng Supo. Beliau adalah seorang putra dari Tumenggung Supodriyo, seorang pembesar dari Kerajaan Majapahit. Setelah mendapat hidayah dan memeluk Islam, Sunan Bungkul mengganti namanya menjadi Ki Ageng Mahmuddin atau Syekh Mahmuddin diperkirakan beliau lahir pada awal tahun 1400 an.

Guru-guru beliau di antaranya:
1. Sunan Bejagung Lor
2. Sunan Kalijaga

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi Sunan Bungkul

 Lokasi Makam
Sunan Bungkul diperkirakan wafat sekitar tahun 1481 M dan dimakamkan di komplek Pemakaman Ki Ageng Sunan Bungkul (Taman Bungkul).
Jl. Taman Bungkul, Darmo, Kec. Wonokromo, Kota SBY, Jawa Timur 60291 .

Haul
Haul Sunan Bungkul dirayakan pada bulan Sya’ban di Komplek atau Area Pemakaman Ki Ageng Sunan Bungkul (Taman Bungkul).

Motivasi Ziarah Menurut Syeikh An Nawawi al Bantani
1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah
Makam Sunan Bungkul banyak dikunjungi para peziarah. Tak hanya datang dari wilayah Surabaya saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa.

Ada keyakinan dari masyarakat yang datang ke sana bahwa dengan berziarah dan berdoa di makam ini, maka segala keinginan pasti akan terkabul. Bahkan bagi beberapa kalangan, mereka meyakini bahwa karomah dari  Sunan Bungkul bisa meningkatkan derajat. Karena itu tak jarang yang datang ke sana adalah orang-orang dari golongan pejabat. Selanjutnya bagi para pedagang, berdoa di makam ini konon adalah jaminan kesuksesan dalam usaha yang dijalankannya.

Oleh-oleh
Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Surabaya di antaranya:
lapis Surabaya, sambal Bu Rudy, almond crispy, spikoe Surabaya, Surabaya Patata, batik Surabaya, Siropen telasih, keripik ceker ayam
 

 

 

 

 

https://www.laduni.id/post/read/39672/ziarah-di-makam-sunan-bungkul-waliyullah-dari-surabaya.html