Urgensi Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi

0 0

Read Time:4 Minute, 4 Second

Oleh Masyhari*)

Mengawali tahun baru, hal yang patut kita lakukan yaitu melakukan refleksi diri, renungan-renungan terhadap apa yang telah kita lakukan pada masa lalu pada tahun sebelumnya untuk menatap tahun depan yang lebih baik, bagi kita, keluarga kita, masyarakat kita, dan negara kita.

Dalam surat al-Mujadilah ayat 11 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya kurang lebih:
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian, “Berlapanglah, berbagilah tempat di majelis kepada sesama kalian, maka berbagilah tempat. Apabila dikatakan agar bergeser, maka bergaserlah, kita mengalah, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman, begitu juga Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dengan beberapa derajat,” dengan beberapa kelebihan, melebihi orang yang tidak berilmu.

Orang yang berilmu itu sederajat atau hampir sama dengan derajat orang yang beriman. Kita tahu, keimanan merupakan kunci bagi seseorang untuk mendapatkan keselamatan di akhirat kelak.

Dari situ kita bisa ambil kesimpulan, bahwa belajar itu sangat penting dan betapa pentingnya ilmu bagi kehidupan manusia, tidak hanya di dalam kehidupan di dunia, tapi juga di akhirat. Dengan ilmu, suatu barang bisa berbeda nilainya.

Air, misalnya. Kalau dipegang oleh orang yang tidak berilmu, bisa jadi tidak berharga. Bila diolah oleh orang yang berilmu bisa jadi berharga, Rp1.000, misalnya. Apabila diolah, dikemas dan dipasarkan dengan ilmu yang lebih tinggi lagi, harganya bisa naik menjadi Rp10.000. Meskipun takarannya, kuantitasnya sama, harganya bisa berbeda, disebabkan sentuhan ilmu yang berbeda.

Begitu juga sebuah handphone, kalau dipegang oleh orang yang tidak berilmu, bisa jadi ia hanya menjadi mainan. Setiap hari hanya akan dipakai main game, menghabiskan banyak kuota. Sebaliknya, bagi orang lain yang memiliki ilmu, handphone bisa dipakai untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah dan manfaat lainnya.

Bahkan, hanphone bisa dipakai untuk mengendalikan dunia. Handphone bisa dimaksimalkan penggunaannya untuk mengantarkan pemiliknya menuju keselamatan di akhirat, dipakai untuk belajar, mencari dan menggali ilmu pengetahuan, dan mengendalikan kehidupan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Tidak heran bila Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membandingkan antara orang yang giat beribadah, bekerja tanpa ilmu dengan orang yang berilmu itu laksana bintang yang begitu banyak dengan bulan yang jumlahnya hanya satu. Meskipun hanya satu, bulan dapat menerangi kegelapan malam. Sementara bintang yang begitu banyak masih kalah terang dari bulan.

Kita sebagai seorang muslim, hendaklah mendorong, memotivasi anak-anak kita, saudara-saudara kita, untuk senantiasa mencari ilmu dan mengutamakan ilmu daripada yang lainnya. Jangan sampai anak-anak atau saudara-saudara kita, kita berikan beban di dalam kepala mereka dan di atas pundak mereka sebelum waktunya. Jangan tuntut mereka untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah di usia produktif untuk belajar mencari ilmu sebanyak-banyaknya.

“Nak, kamu harus sekolah di SMK. Supaya nanti lulus, bisa langsung dapatkan pekerjaan. Kamu sekolah, supaya nanti bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.”

Perkataan tersebut mungkin tidak salah. Akan tetapi, alangkah baiknya kalau anak-anak diberi motivasi agar semangat untuk melanjutkan pendidikan tinggi, niscaya ia tidak hanya menjadi orang yang bekerja sebagai buruh. Akan tetapi, ia akan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi. Bahkan, ia akan menjadi pengusaha yang membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang.

Banyak kisah, anak seorang tukang becak bisa kuliah hingga S2 dan S3 ke luar negeri, dan pada akhirnya bisa menjadi pengusaha. Mereka tidak hanya menghidupi dirinya sendiri, tetapi menghidupi banyak orang di sekelilingnya.

Cita-cita kita haruslah tinggi. Jangan sampai cita-cita itu pupus. Belajar pun terhenti karena faktor ekonomi. Kini banyak sekali peluang-peluang beasiswa yang disiapkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebut saja misalnya kementerian keuangan telah menyiapkan LPDP. Begitu juga Kementerian Agama menyiapkan beasiswa Bidikmisi, dan kini ada KIP, dan lain sebagainya. Semua itu bisa kita cari dan dapatkan hanya dengan pencet-pencet HP yang ada di genggaman tangan kita.

Kisah orang-orang yang sukses itu hendaklah memotivasi kita untuk terus bersemangat dan tidak putus asa. Kita senantiasa memberikan semangat kepada anak-anak kita untuk terus belajar lebih tinggi lagi. Tidak putus asa hanya karena melihat kondisi atau latar belakang ekonomi kita.

Kita hendaknya memiliki keyakinan dan cita-cita. Dengan itu dan disertai keuletan, kita akan menuju kehidupan yang lebih baik, tidak hanya kehidupan di dunia, tetapi kehidupan di akhirat.

Mudah-mudahan kita senantiasa memberikan motivasi kepada anak-anak kita untuk senantiasa belajar dan menjadi lebih baik lagi. Jangan pernah putus asa!

Dan bagi kita yang mampu dan memiliki kelebihan harta, hendaklah menyiapkan program beasiswa-beasiswa kepada orang-orang di sekeliling kita yang memiliki cita-cita tinggi dan semangat belajar, namun tidak memiliki kemampuan biaya. Hendaklah kita dukung mereka, agar tidak putus asa.

Beberapa dermawan atau pemerintah desa misalnya, bisa memberikan bantuan beasiswa kepada warganya yang tidak mampu, namun punya komitmen dan semangat belajar. Alangkah indahnya pemandangan masyarakat yang demikian. Saling tolong-menolong dalam kebaikan.

Dengan saling tolong-menolong dalam kebaikan, niscaya persoalan dan problematika sosial yang kita hadapi bersama, akan terselesaikan. Mudah-mudahan kita senantiasa menjadi orang-orang yang berilmu. Demikian tulisan singkat. Semoga bermanfaat. Amin. ***

*) Masyhari, dosen Institut Agama Islam Cirebon

About Post Author

Masyhari

Founder rumahbaca.id, pembina UKM Sahabat Literasi IAI Cirebon

Happy

Happy

0 0 %

Sad

Sad

0 0 %

Excited

Excited

0 0 %

Sleepy

Sleepy

0 0 %

Angry

Angry

0 0 %

Surprise

Surprise

0 0 %