Laduni.ID, Jakarta – Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang diutus setelah Nabi Isa AS. Dimana Nabi Isa oleh umat dizamannya dipuja sampai seperti dipertuhankan. Cinta umatnya begitu berlebihan kepadanya. Lalu oleh orang Yahudi, Nabi Isa dianggap sebagai masalah, hingga mereka sampai-sampai berniat untuk membunuh Nabi Isa AS. Sehingga Nabi Muhammad SAW pernah berkata” Janganlah kalian berlebihan dalam memuji saya seperti halnya orang Nasrani (terhadap Isa AS), Tetapi kalian juga jangan melecehkan saya sebagaimana orang Yahudi melecehakan Nabi Isa AS.”
Lalu di dalam kitab Ithaf, yang merupakan syarah kitab Ihya’. Kitab Ithaf ini merupakan karangan Sayyid Murtadha Al Zabidi ini dimana beliau merupakan guru- guru dari para ulama besar Indonesia seperti Gus Baha dan Mbah Maimoen Zubair. Gus Baha menyebutkan bahwa sanad kepada Imam Zabidi itu ada sekitar enam hingga tujuh rantai yaitu, Gus Baha kepada Mbah KH. Maimoen Zubair, lalu nyambung kepada KH. Zubair, lalu kepada KH. Faqih Maskumambang, lalu kepada KH. Mahfudz Termas, dari KH Abdullah, dari KH. Abdul Mannan, lalu baru Sayyid Zabidi. Dimana Sayyid Zabidi ini merupakan ulama Mesir yang paling alim dan tinggal di Mekkah kala itu.
Sayyid Zabidi berkata “Shalawat ini akan menjaga umat ini sampai hari kiamat. Dan tidak akan salah memperlakukan Nabinya”. Dan shalawat ini, akan menjaga tauhid umat islam sampai hari kiamat. Dan ini juga merupakan bukti cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW yaitu dengan kita bershalawat kepadanya. Karena di dalam shalawat sangat jelas sekali mana posisi Tuhan, mana posisi Nabi. Yang mana dengan kalimat “Allahuma” juga mengartikan bahwa Allah lah yang memberi, Allah lah sang Maha Pemberi. Sedangkan Nabi Muhammad SAW bagaimanapun hebatnya, beliau tetaplah penerima.
Kita ketahui bersama bahwa “Allahumma Shalli ala Muhammad, artinya adalah Ya Allah, berilah limpahan shalawatmu kepada Muhammad”. Sehingga shalawat ini merupakan bukti takzim kita kepada Rasulullah SAW dan tauhid kita kepada Allah SWT.
Pernah berkata seorang ulama dalam sebuah Qosidah, “Tinggalkanlah olehmu apa-apa yang disangkakan oleh Nasrani kepada Nabi nya (Isa)” Ini menunjukan nasihat dan pengingat bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, dan Allah adalah Tuhan yang Maha Pemberi.
Wallahu A’lam
Sumber: Tulisan ini merupakan catatan yang diolah dan dikembangkan dari pengajian Gus Baha. Tim redaksi bertanggungjawab sepenuhnya atas uraian dan narasi di dalam tulisan ini.
_____
Penulis: Athallah Hareldi
https://www.laduni.id/post/read/517626/shalawat-apakah-syirik-begini-penjelasan-ulama.html