Sajian Khusus: Orang Madura di Arab Saudi, Liputan dari Tanah Suci

4 judul tulisan Hamzah Sahal ini hasil liputan di Jeddah, Arab Saudi. Berbeda dengan tulisan-tulisan sebelumnya yang mengambil tema Jemaah Haji Indonesia dan seputar pelayanan ibadah, kali ini dia menulis tentang Tenaga Kerja Indonesia, fokusnya mereka yang berasal dari Madura, Jawa Timur.

“Orang Madura di Arab Saudi,” demikian kami menamakan tema sajian khusus Rabu pekan ini. Mengapa Madura?

Hamzah memberi alasan jumlah orang Madura banyak sekali, ada sekitar 1,2 juta. “Angkanya sekitar 1,2 juta. Tidak ada data yang pasti, karena banyak sekali yang ilegal,” katanya, mengutip seorang staf Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Nur Mustofa Kamal.

Namun demikian, sajian 4 tulisan ini bukanlah representasi dari populasi orang Madura yang tinggal di Saudi. Sebab, tulisannya terlampau sedikit dibanding jumlah orang Madura yang tinggal di sana. Belum lagi aktivitas mereka yang sangat beragam, juga kondisi dan nasib mereka yang berbeda satu sama lain.

“Untuk dikatakan mewakili orang Madura, butuh liputan khusus lagi, riset yang kuat, dan tim yang solid. Saya cuma menulis 4 sosok yang ada di deket saya kerja dan tinggal, yaitu Jeddah,” tulis Hamzah di grup WA redaksi.

Beberapa benang merah kami catat dari 4 tulisan ini. Pertama, Hamzah menulis kondisi keluarga narasumber. Angle ini dia tekankan betul, terutama terkait ekonomi. Kedua, tulisan-tulisan ini menyoroti tentang pendidikan, baik pendidikan TKI itu sendiri ataupun anaknya TKI. Pendidikan itu, kata Hamzah, adalah faktor pokok dalam transformasi dan perubahan, baik individu ataupun sosial.

Baca juga:  Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Ulama Muhammadiyah Wafat di Usia 63 Tahun

Ketiga, semua tulisan ini mengangkat detail-detail umur narasumber dan keluarganya. Secara tersirat, penulis ingin mengatakan tentang banyak hal, tentang usia produktif, tentang generasi, tentang pendidikan, dan lainnya.

Keempat, tampak sekali penulis sedang menyorot kondisi masyarakat pesantren yang ada di Madura. Semua yang dia bidik punya kaitan dengan kiai, pesantren, dan tradisinya.

Demikian sekilas isi liputan langsung dari Tanah Suci. Hamzah mengungkapkan kegembiraannya menjadi bagian dari tim Media Center Haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji 2022, sehingga bisa memotret langsung TKI. TKI, khususnya tenaga perempuan, dekat dengan lingkungan penulis di kampungnya sana, di Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon.

“Jika Mekkah dan Madinah sejak kecil didengar karena sejarah Islam, maka Jeddah akrab di telinganya sejak kecil karena banyak tetangganya bahkan saudaranya menjadi TKI di Jeddah,” ungkapnya.

Selamat membaca!

https://alif.id/read/redaksi/sajian-khusus-orang-madura-di-arab-saudi-liputan-dari-tanah-suci-b244309p/