Peringatan Nuzulul Qur’an dan 10 Malam Terakhir Ramadan: Jadikan Spirit Literasi Al-Qur’an

Oleh Ahmad Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Malam Nuzulul Qur’an dan 10 malam terakhir Ramadan menjadi peristiwa yang sangat penting bagi Umat Islam di dunia. Di Indonesia malam Nuzulul Qur’an diperingati pada malam ke 17 Bulan Ramadan. Nuzulul Qur’an terjadi pada malam 17 Ramadan tahun ke-41 Kelahiran Nabi Muhammad SAW yang juga bertepatan pada tahun 610 M. pada saat itu Nabi Muhammad SAW sedang melaksanakan khalwat (mengasingkan diri di tempat yang sunyi untuk bertafakur) di gua Hira. Pada saat khalwat tersebut Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama surah al-Alaq ayat 1-5 yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril.

Firman Allah SWT, “Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahamulia. Yang mengajarkan dengan Qalam (pena). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq 1-5), tidak asing lagi bagi seluruh umat Islam di dunia. Ayat tersebut adalah wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril pada malam yang disebut Nuzulul Qur’an. Para Ulama berpendapat Allah SWT akan melipatgandakan pahala umat Islam yang beribadah pada malam Nuzulul Qur’an, para malaikat turun ke bumi untuk memberikan doa kepada setiap orang yang beribadah pada malam yang penuh keberkahan.

Menurut Manna’ al-Qaththan, terdapat dua mazhab pokok di kalangan para ulama di seputar pemahaman tentang proses turunnya Al-Quran, yaitu pendapat Ibnu Abbas dan sejumlah ulama, bahwa yang dimaksud dengan turunnya Al-Quran ialah turunnya Al-Quran secara sekaligus ke Baitul ’Izzah di langit dunia untuk menunjukkan kepada para malaikatnya bahwa betapa besar masalah ini, selanjutnya Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Pendapat ini didasarkan pada riwayat-riwayat dari Ibnu Abbas. Antara lain: “Al-Quran diturunkan sekaligus ke langit dunia pada lailah al-qadr. Kemudian setelah itu, ia diturunkan selama dua puluh tahun”. Pendapat yang disandarkan pada al-Sya’bi bahwa permulaan turunnya Al-Quran dimulai pada malam lailah al-qadr di bulan Ramadn, amalam yang diberkahi. Sesudah itu turun secara bertahap sesuai dengan peristiwa yang mengiringinya selama kurang lebih duapuluh tiga tahun. Dengan demikian, Al-Quran hanya memiliki satu macam cara turun, yaitu turun secara bertahap kepada Rasulullah SAW.

Pada saat wahyu pertama ini turun, Rasulullah tidak bisa membaca, Malaikat Jibril yang diutus oleh Allah SWT memerintahkan Rasulullah untuk membaca “Iqra” (Bacalah). Wahyu yang pertama tersebut adalah surah Al-Alaq yang terdiri dari ayat 1 sampai dengan 5. Ayat ini menjadi pendorong, penggerak dan memotivasi umat islam untuk memperoleh pengetahuan melalui membaca.

Tradisi membaca dan menterjemah (literasi), menjadi kegiatan utama yang dilakukan para ulama pada zaman dahulu sehingga Islam mempunyai peradaban ilmu pengetahuan yang sangat tinggi. Kemampuan literasi para ulama terdahulu mulai dari membaca Al-Qur’an, hadist dan kitab-kitab sehingga menghasilkan berbagai macam karya dibidang ilmu pengetahuan.

Peristiwa Nuzulul Qur’an telah menguatkan hati Rasulullah dan para sahabat untuk berjuang dan berdakwah dan menyiarkan agama islam kepada suluruh umat manusia walaupun perjuangan tersebut tidak mudah karena Rasulullah dan para sahabat banyak mendapatkan cemoohan, ejekan serta hinaan dari para kaum pembenci islam. Nuzulul Qur’an menjadi peristiwa yang sangat penting bagi umat islam diseluruh dunia. Allah SWT Menurunkan Wahyu berupa Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan petunjuk hidup bagi seluruh umat islam di dunia.

Ada beberapa keistimewaan pada malam Nuzulul Quran dan 10 malam terakhir Ramahan diantaranya adalah:
Pertama: Malam turunnya Al-Quran. Sebuah keistimewaan malam Nuzulul Quran yang pertama yaitu malam turunnya Al-Quran. Dan ini tidak terjadi di malam-malam yang lain. Kitab suci Al-Quran ini diturunkan bukan untuk Nabi Muhammad sendiri tetapi untuk menjadi pembeda antara hak dan bathil juga menjadi petunjuk bagi umat Muslim.

Kedua: Diturunkannya Wahyu yang pertama. Wahyu pertama yang diturunkan kepada NabiMuhammad adalah surat Al Alaq ayat 1sampai dengan 5. Saat wahyu tersebut diturunkan, Nabi Muhammad sedang menyendiri di Gua Hira. Setelah itu, datanglah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu tersebut.
Ketiga; Diangkatnya Nabi Muhammad SAW menjadi utusan Allah dan menjadi Nabi yang terakhir; Tepat setelah menerima wahyu yang pertama, Nabi Muhammad diangkat menjadi seorang Rasulullah. Beliau juga merupakan Nabi Akhir zaman, yang artinya adalah Nabi terakhir dan Nabi yang membawa kita dari zaman jahiliyah hingga menuju zaman yang terang benderang ini.

Dari itu semua dapat dipahami bahwa: pertama Nuzulul Qur’an dan 10 malam terakhir Ramahan telah memberi “semangat literasi” yang diimplementasikan dengan mengisi malam Nuzulul Qur’an itu dengan istiqomah membaca Al-Qur’an dan mengkhatamakannya selama bulan suci Ramadan. Kedua, budaya masyarakat muslim terutama di malam Nuzulul quran yaitu memperbanyak i’tikaf yang diisi dengan literasi Al-Qur’an dan dzikir lainnya. Dan yang ketiga, memperbanyak sholat malam dan banyak berdo’a sebagai rangkaian dari literasi Qur’an.

Semoga dengan peringatan Nuzulul Qur’an dan dan 10 malam terakhir Ramadan ini, kita berharap bukan sekedar seremonial yang kita peringati pada setiap tanggal 17 Ramadan ini, akan tetapi kita dapat lebih giat dan semangat dalam upaya meningkatkan literasi Al-Qur’an sehingga dapat meningkatkan nili ibadah kita kepada Allah SWT. Wallahu ‘alam bishawab.

Penulis:
Ahmad Rusdiana, Guru Besar bidang Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti PerguruanTinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengem-bangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri/Ketua Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis.
Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/search?q=buku+ a.rusdiana+ shopee& source (3) https://play.google.com/ store/books/author?id.