Nasehat Budak Yang telah Mencapai Makrifat

sufinews.com. Suatu hari dua orang sufi berjalan menuju suatu tempat. Mereka adalah Ayyub al Sikhtiyani dan Abdul Wahid bin Zaid. Dalam kisahnya disebutkan mereka sedang mengadakan perjalanan ke Syam. Di tengah perjalanan mereka berjumpa dengan seorang budak hitam yang ternyata telah mencapai makrifat.

dikisahkan budak tersebut tampak membawa sepikul kayu kering. Kemudian salah seorang dari keduanya bertanya kepada budak hitam tadi,” Hai budak hitam siapa Tuhanmu!”

Lalu budak hitam menjawab dengan tegas,” Apakah dengan orang seperti aku ini maka Anda bertanya demikian?”

Tak lama kemudian budak hitam itu mendongakkan kepalanya ke langit sambil berdoa,” Oh Tuhanku rubahlah kayu kering ini menjadi emas.” Tiba-tiba keajaiban terjadi. Kayu kering yang dipikul itu berubah menjadi emas.

“ Apakah anda melihat perubahan ini,” tanya budak hitam tersebut.

“ Ya,” jawab keduanya.

Kemudian budak hitam itu berdoa,” Ya Allah balikkanlah kayu kering ini seperti semula.” Lalu emas tadi berubah menjadi kayu kering seketika. Lalu budak hitam itu berkata,” Mintalah kalian karena orang ‘arifun itu tidak tergoyahkan oleh keajaiban-keajaibannya.”

Mendengar hal itu Ayyub Sikhtiyani berkata,” Aku sungguh malu dengan si budak hitam ini. Rasa malu yang tak pernah aku alami sebelumnya dari siapapun.”

“Apakah Anda punya makanan,” tanya Abdul Wahid. Namun budak hitam diam saja. Ia kemudian malah berdoa . Tiba-tiba di depan mereka berdua telah ada segumpal madu yang lebih putih dan bening dari salju, lebih wangi ketimbang aroma misik.

“Makanlah demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia. Madu ini tidak muncul dari perut lebah,” kata budak hitam tersebut.

Lalu Ayyub al Sikhtiyani dan Abdul Wahid bin Zaid memakan madu dari budak hitam itu. Keduanya mengakui belum pernah makan madu seenak madu tersebut. Kejadian ini membuat kedua sufi itu tambah kagum.

“Bukanlah disebut orang ‘arif, manakala masih kagum pada ayat-ayat. Siapa yang masih kagum pada tanda kebesaran Nya berarti masih jauh dari Allah Taa’la. Siapa yang beribadah kepada Allah karena melihat kebesaran ayat-ayatnya berarti ia sangat bodoh kepada Allah.”

Perkataan tersebut membuat kedua sufi itu tercenung. Lalu diantara keduanya berkata,” Semoga Allah memuliakan si budak hitam itu. Betapa ia telah mencapai makrifat.”

(Nurul Huda disadur dari majalah Cahaya Sufi) ***

http://www.sufinews.com/nasehat-budak-yang-telah-mencapai-makrifat/