Mengenal Kitab Pesantren (71): Kitab Akhlak lil Banin dan Penanaman Akhlak Mulia

Pelajaran adab dan akhlak merupakan sesuatu yang harus ada setiap hari. Karena ini adalah bentuk bagaimana menanamkan akhlak atau menyemai akhlak mulia terhadap anak.

Berbagai fenomena dan gejala sosial di kalangan anak-anak seperti sopan santun yang memudar, kurangnya hormat terhadap orang tua dan guru, kasus kekerasan pada anak, tawuran, geng motor,  dan ketidakjujuran menjadi pemandangan sehari-hari. Dunia yang semakin modern disertai arus globalisasi terus meracuni perilaku manusia diperkotaan hingga pelosok desa. Maka dari itu pendidikan akhlak sangat penting ditanamkan sejak mereka masih anak-anak agar akhlak tersebut bisa melekat dalam diri mereka sampai anak menjadi dewasa.

Kedudukan akhlak sendiri dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebab jatuh bangunnya suatu individu atau masyarakat tergantung pada bagaimana akhlaknya. Seperti yang kita ketahui bahwa kualitas manusia tidak hanya diukur dari keunggulan ilmu dan keahlian semata, tetapi juga dikur dari kualitas akhlak. Ilmu yang tinggi tanpa disertai akhlak adalah sia-sia, sementara akhlak tanpa ilmu akan mendatangkan kehancuran. Disinilah Pendidikan akhlak seharusnya menjadi core bagi pendidikan nasional. Sehingga siswa dapat berakhlak mulia, sopan santun, baik di rumah, di masyarakat dan di mana pun.

Sejak dini, anak harus dibekali dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Oleh karena itu orang tua harus bisa memahami dan mendidik anak sejak awal pertumbuhannya. Sedini  mungkin ruh anak harus disirami dengan air samawi agar dapat mengantarkan anak pada kematangan kepribadian dan akhlak. Maka dari itu, mendidik akhlak seorang anak sangatlah dianjurkan sesuai dengan syariat agama. Hal ini menjadi tanggung jawab kita semua khususnya orangtua dan guru.

Baca juga:  Sabilus Salikin (38): Macam-macam Karamah

Melalui kitab Akhlak lil Banin yang disusun secara sederhana, sesuai dengan tingkat kemampuan pembacanya, yaitu bagi siswa dasar di pondok pesantren maupun di madrasah. Terdapat banyak sekali nilai akhlak dalam kehidupan sehari-hari bagi anak laki-laki maupun perempuan. Beliau Syekh Umar Baraja menuliskan karya yang ringkas dan mudah dicerna. Hampir semua lembaga pendidikan pernah mempelajari karya Syekh Umar Baraja diantaranya Akhlak lil Banin, Akhlak lil Banat, Sullam Fikih, dan Adiyyah Ramadhan. Semua karyanya terbit dalam Bahasa Arab, sejak tahun 1950 dan telah digunakan sebagai kurikulum di seluruh pondok pesantren Indonesia.

Jika ditelaah terdapat beberapa nilai pendidikan akhlak dalam kitab Akhlak lil Banin maupun lil Banat yang berorientasi pada 3 hal sebagaimana kurikulum pendidikan islam yaitu tercapainya hablumminallah, hablumminannas, dan hablumminal alam.

Hablumminallah melalui Nilai Relijius

Hablumminallah adalah konsep bagaimana manusia berhubungan dengan tuhannya, mengikuti segala perintahnya dan menjauhi larangnya. Kitab Akhlak lil Banin ini menjelaskan beberapa nilai relijius yaitu adab anak kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw.

Hablumminannas melalui Nilai Amanah

Hablumminallah adalah konsep bagaimana manusia berhubungan dengan manusia atau lingkungan sosial. Dalam kitab Akhlak lil Banin ini digambarkan kisah bahwa Muhammad adalah seorang anak yang dapat dipercaya, ia memiliki karakter yang kuat. Sering membantu, dan tidak menyelewengkan amanah.

Baca juga:  Buku Baru: Dinamika Tafsir Al-Qur’an di Nusantara dan Kajian-Kajian Pentingnya

Selain itu, juga dijelaskan nilai-nilai kejujuran, apa itu sifat berbohong, adab terhadap orang tua, guru, teman, saudara, pembantu rumah tangga dan masih banyak lagi.

Hablumminal alam melalui Nilai Peduli Lingkungan

Hablumminallah adalah konsep bagaimana manusia berhubungan dengan lingkungan alam sekitar. Dalam kitab Akhlak lil Banin, juga dijelaskan tentang keharusan untuk peduli terhadap lingkungan.

وأن يحافظ على أدوات المنزل : فلايكسر الأواني ولايغير الأبواب ولايفسدالأشجار, وإذاكان عنده هر اودجاج يقدم له الطعام والشراب ولا يؤذيه.

Ustadaz Umar Bin Ahmad Baraja’ berpesan agar seorang siswa selalu menjaga semua perabot dan barang yang ada di rumahnya, tidak memecahkan tempat makan dan minum, tidak merusak pintu rumah, tidak merusak pohon-pohon yang ada di sekitar, dan jika terdapat hewan peliharaan seperti kucing atau ayam, maka harus selalu dirawat dengan tidak lupa memberi makanan dan minuman serta tidak menyakitinya.

Cinta Kebersihan

Kebersihan adalah sebagian dari iman. Berikut adalah slogan yang sudah familiar di telinga kita. Dalam hal ini Al Ustadz Umar bin Ahmad Baraja’ menjelaskan bahwa seorang siswa yang hendak pergi sekolah, ketika berjalan, dilarang melewati jalan yang becek ataupun kotor, karena dikhawatirkan jatuh sehingga menyebabkan baju kotor. Dengan baju kotor, maka kondisi belajar siswa tidak akan efektif sehingga menjadikan pelajaran tidak bisa diterima dengan baik.

Baca juga:  Bekal Literasi Pergi ke Tanah Suci

Dari beberapa nilai yang telah dijelaskan dapat kita ketahui akan relevansi kitab akhlak karya Syekh Umar Baraja dalam kurikulum pendidikan akhlak. Jika dilihat mengenai kondisi anak usia saat ini, maka nilai-nilai dalam kitab Akhlak lil Banin patut untuk diaplikasikan. Karena di dalamnya memberikan nilai-nilai dasar yang harus diterapkan untuk anak sejak dini. Demi tercapainya hablumminallah, hablumminanas, dan hablumminal alam. Melalui nilai relijius, amanah, peduli lingkungan, dan cinta kesebersihan.

Sejatinya pendidikan akhlak  itu ilmu amal (terapan) yang tidak diberikan kecuali untuk diamalkan. Tantangannya adalah bagaimana mendorong anak atau peserta didik untuk dapat mengembangkan laku hidup berdasarkan nilai-nilai moralitas/akhlakul karimah. Menanamkan Pendidikan akhlak tidak berhenti sekadar butir-butir hafalan, melainkan menjelma menjadi karakter yang mandarah daging dalam perilaku. Jangan seperti dokter yang hanya memberi resep kepada orang sakit. Namun, petunjuk resep tersebut tidak diamalkan oleh pasien.

https://alif.id/read/hlk/mengenal-kitab-pesantren-71-kitab-akhlak-lil-banin-dan-penanaman-akhlak-mulia-b242978p/