RumahBaca.id – Orang Madura takut sama orang Lamongan. Orang Lamongan takutnya sama ikan lele. Opo tumon?
Begitulah guyonan yang sering terdengar di warung-warung kopi. Orang Madura mikir kalau harus berhadapan dengan orang Lamongan karena takut pada ilmu kasaktiannya. Sementara, orang Lamongan yang sakti itu malah hanya takut pada ikan lele.
Cerita tentang larangan orang Lamongan makan ikan lele memang sudah sering terdengar di mana-mana. Tapi, benarkah demikian adanya?
Larangan makan ikan lele itu sebenarnya hanya berlaku di Desa Madang, Glagah, Lamongan. Dan memang ada sejarahnya kenapa semua keturunan orang Madang tidak boleh makan lele. Termasuk berdagang atau membuka warung pecel lele. Konon barang siapa yang melanggarnya akan kuwalat. Bisa tiba-tiba buta, kulitnya menjadi putih atau korengan, atau penyakit parah lainnya.
Karena beberapa kasus sudah terjadi di masa lalu maka keyakinan itu dipertahankan sampai sekarang. Warga Desa Madang dan keturunannya berpantang makan lele.
Alkisah, semua itu terjadi karena sejarah di masa lampau. Mbah Boyo Pati, salah satu pasukan elit Sunan Giri diutus untuk mengambil keris sakti di desa Madang, yang disimpan di rumah Mbok Rondo Mbarang. Dengan ilmu yang dimilikinya, Mbah Boyo bisa mengambil keris itu tanpa harus memasuki rumah. Cukup ditarik dari luar dengan energi tenaga dalam.
Begitu keris sakti itu berpindah tempat, Mbok Rondo Mbarang kerasa. Lalu memerintahkan anak buahnya dan semua warga Madang untuk mencari dan mengepung desa. Mbah Boyo terdesak tidak menemukan jalan keluar. Saat kepepet dan hanya ketemu jalan buntu, ia hanya melihat sebuah sendang. Maka tanpa pikir panjang Mbah Boyo terjun ke sendang (kolam ) itu dan berdiam berlama-lama di bawah air sampai tidak ada lagi warga yang berseliweran di sekitar sendang.
Mbah Boyo selamat. Selama di dalam sendang ia dikelilingi ribuan ikan lele di atas kepalanya. Ia keluar dari kolam. Warga mengira tidak mungkin Mbah Boyo berada di dalam kolam karena ikan lelenya tidak terusik dan tetap bergerombol dengan tenang.
Dari bibir kolam Mbah Boyo berteriak. Bersumpah karena nyawanya telah diselamatkan oleh ikan lele maka ia dan keturunannya tidak akan pernah mengganggu ikan lele dan tidak akan memakan lele selamanya. Jika melanggarnya siap mendapatkan kutukan apa pun.
Sejak itulah warga Madang, Glagah, Lamongan pantang makan ikan lele. Sampai sekarang. Lalu bagaimana dengan warga Lamongan dari desa-desa lainnya? Karena merasa tidak terikat dengan sumpah Mbah Boyo maka justru mereka biasa saja ketika makan ikan lele. Bahkan mereka yang merantau ke luar kota rata-rata menjadi pedagang warung pecel lele. Di Yogya saja tidak kurang dari 300 tenda pecel lele Lamongan yang pedagangnya berasal dari desa-desa di Lamongan. Terutama dari kecamatan Sugio, Kedungpring, Modo, Sukodadi, Karangbinangun, Kalitengah dan Pucuk.