Mengapa Migrasi Burung dengan Formasi Huruf V?

Oleh Dra. Evy Aldiyah, Guru IPA di SMP Negeri 202 Jakarta

RumahBaca.id – Suatu sore yang indah dengan tiupan angin semilir. Kuhabiskan waktu siang hingga soreku dengan memanjakan diri berenang dalam air kolam jernih yang segar ini. Masih satu hari lagi jatah menginapku di penginapan ini, untuk melupakan sejenak kesibukan rutinitas kerja. Di sini, di wilayah perbukitan ini aku dapat memandang langit seluas-luasnya sambil berenang. Sepinya pengunjung kolam membuatku bebas berenang dengan gaya apa saja, dari gaya lumba-lumba hingga gaya rebahan berang-berang.

Berganti gaya berenang rebahan gaya berang-berang, aku pandangi langit dengan awan tipis di ambang sore ini dengan angin sedikit kencang. Tampak selarik hitam di langit bagai lukisan dengan teknik pointilis, bergerak perlahan dan berubah-ubah arah dan bentuk. Tapi tetap dalam posisi huruf V, bagian sudut lancip hurufnya berada di sisi depan. Bayangan hitam itu bergerak terbang naik turun dan sedikit berputar-putar seperti parade militer pesawat jet.

Sebagai guru IPA sudah bukan hal aneh bagiku melihat itu, sekawanan burung terbang. Entah burung apa. Gerakan yang mereka lakukan membuatku takjub dan terpesona. Tingkah laku terbang burung sudah sering kusaksikan dalam tayangan film-film dokumenter produksi BBC atau National Geographic. Tapi jujur saja, baru kali ini aku menyaksikannya secara langsung meskipun tidak dalam jarak dekat. Dan aku sangat menikmati indahnya pemandangan luar biasa di langit, sambil tetap berenang gaya rebahan berang-berang.

Yang kuingat, burung yang terbang berkawan seperti itu adalah burung layang-layang. Bahkan dulu waktu kecil aku sering menyanyikan lagu sekawanan burung layang-layang terbang. Tetapi bukan hanya burung layang-layang yang terbang berkawan membentuk formasi seperti itu. Banyak jenis burung terbang berkawan dengan tujuan melakukan migrasi. Tapi kenapa formasi terbangnya umumnya membentuk huruf V ya? Kenapa tidak huruf T atau W ? Akhirnya muncul tanya dalam pikiranku.

Kudapati jari-jari tanganku sudah berkerut. Artinya aku harus segera mengakhiri kenyamanan bersantai dalam kolam ini. Tidak kusadari memang pada saat aku menikmati pemandangan langit yang luar biasa tadi, air kolam sudah mulai bergelombang, karena ada beberapa anak mulai bergabung dalam kolam ini dengan keceriaan mereka. Dari jauh aku masih tampak sekawanan burung terbang dengan formasi huruf V tadi. Aku menjadi semakin penasaran dibuatnya. Sebagai guru IPA yang suka kepo aku siap mencari tahu, mengapa huruf V, bukan yang lain?

Mungkin para pembaca sudah tahu, burung-burung apa saja yang umumnya terbang berkawan untuk bermigrasi? Untuk burung lokal selain burung layang-layang asia, ada burung gereja erasia, burung walet dan burung dara laut. Sementara jenis burung luar seperti angsa, albatros dan flamingo melakukan terbang migrasi dalam jarak yang sangat jauh bahkan melintasi benua. Menurut informasi seorang pengamat burung di pantai, aktifitas kawanan burung lokal tersebut dapat diamati dari tepi pantai pada sore hingga pagi hari. Meskipun mudah untuk diamati, tapi sayangnya belum banyak penelitian di Indonesia tentang migrasi burung-burung lokal tersebut.

Migrasi penting bagi beberapa makhluk hidup termasuk burung untuk bertahan hidup, bereproduksi, mencari makan, dan beradaptasi. Uniknya, terbang migrasi burung, pada umumnya membentuk formasi huruf V. Mereka melakukan hal itu bukanlah tanpa sebab. Dalam buku “Kisah 1001 Fakta Sains” yang pernah kubaca, tinjauan ilmiah formasi V adalah untuk meningkatkan efisiensi dan jarak tempuh burung yang sedang terbang bermigrasi dengan jarak jauh. Pada saat burung yang paling depan mengepakkan sayap akan memberi ruang udara bagi kawanan burung yang terbang di belakangnya. Sehingga kawanan dapat terbang lebih jauh 71% daripada terbang sendirian dan tidak perlu susah lagi menembus dinding udara di depannya.

Hasil penelitian Royal Veterinary College membuktikan keunikan terbang formasi huruf V ini. Apabila burung pemimpin kelelahan ia akan terbang memutar ke bagian belakang, dan burung di belakangnya akan menggantikan posisinya. Kawanan lain saling mengeluarkan suara riuh rendah seperti menyoraki untuk memberikan semangat satu sama lain. Dan bilamana ada seekor burung yang sakit atau terluka, maka dua burung lain dalam kelompok akan ikut keluar kelompok menemaninya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Masyaallah, luar biasa.

Dalam pengamatan, burung-burung juga mengatur kepakan sayapnya untuk menyesuaikan dorongan udara dari burung di depannya. Mereka sering berganti posisi dan mengubah waktu kepakan sayap mereka untuk memberikan keuntungan aerodinamis. Penemuan baru didapatkan dalam kawanan burung yang terbang. Berapa pun ukurannya, semua burung ini terbang dalam formasi yang sama yaitu formasi huruf V. Mereka mendapatkan manfaat aerodinamis saat terbang dalam kelompok besar, serta terhindar dari bahaya predator selama melakukan terbang migrasi mereka. Dan formasi huruf V ini ternyata diadaptasi di dunia militer yang biasa dilakukan pada parade pesawat jet, yang tentu saja untuk mendapatkan keuntungan aerodinamis seperti halnya kawanan burung tersebut.

Membaca tentang migrasi makhluk hidup di muka bumi ini, termasuk burung, menimbulkan rasa takjubku. Dengan akal sederhana yang diberikan Allah mereka mampu memutuskan untuk berpindah dalam waktu yang tepat, menempuh jarak ribuan kilometer tanpa turun ke daratan untuk beristirahat. Sebuah prinsip hidup yang mengagumkan. Sebuah pengorbanan hidup yang patut kita jadikan contoh.

Ada beberapa pesan kebaikan yang dapat kita petik dari yang sudah dipaparkan di atas tentang terbang migrasi burung. Pesan pertama, orang-orang yang bergerak dalam tujuan dan arah yang sama, saling membagi tugas dalam komunitas, saling mendukung dan saling mendorong satu sama lain, maka akan dapat mencapai tujuan dengan lebih mudah dan lebih cepat.

Pesan kedua, lebih mudah melakukan sesuatu bersama-sama daripada melakukannya seorang diri, maka bersedialah untuk memberikan bantuan kepada orang lain dan menerima bantuan dari orang lain.

Selanjutnya pesan ketiga, tidak ada tugas dan jabatan yang abadi. Maka alangkah baiknya tugas dan jabatan diemban secara bergantian sesuai kemampuan, kapasitas, talenta dan sumber daya, agar terwujud regenerasi.

Pesan keempat, bekerja dalam kelompok saling menguatkan. Suara anggota dalam kelompok akan menguatkan kelompok, bukan melemahkan atau menghancurkan. Pesan kelima, memiliki empati antara sesama ketika dalam situasi sulit begitu pula ketika segalanya dalam keadaan baik. Pesan keenam, pentingnya persiapan diri secara matang dalam menguasai ilmu dan keahlian yang potensial demi kemajuan diri dan kelompok. Pesan ketujuh, yakin terhadap keputusan yang telah dibuat dan tetap optimis terhadap tujuan yang telah ditetapkan

Migrasi burung menjadi salah satu inspirasi dalam tulisan ini, yang menggambarkan kesungguhan dan pengorbanan yang luar biasa untuk mempertahankan eksistensi spesies. Dengan formasi V yang indah lengkap dengan segala aturan dan prosedur yang dilakoni oleh bangsa burung. Masyaallah.

Jadi, tidak ada salahnya bila kita sedikit mengambil hikmah dari kisah migrasi burung ini. Masih sehari lagi aku di sini. Semoga besok masih kunikmati lagi pemandangan indah langit sore. Menyaksikan sekawanan burung terbang indah dengan formasi huruf V, sambil berenang rebahan gaya berang-berang.[]