Khutbah Jum’at Ke 3 Bulan Syawal 1442 H

Khutbah I

Menjaga Spirit Bulan Ramadhan

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ
مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ
وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،
وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ
لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ
أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ،
وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ
يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ (التوبة:
٣٦(

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib
berwasiat untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita
kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan
menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

Sebagai muslim sejati, tentu sedih  karena telah ditinggalkan Bulan Ramadhan
yakni bulan yang penuh dengan kemuliaan, bulan yang penuh dengan ampunan, bulan
yang penuh dengan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Walaupun Ramadhan telah berlalu, hendaknya
kita menjaga spirit yang diajarkan di dalam bulan mulai ini ketika kita berada
di luar bulan Ramadan. Setidaknya dalam ramadan ini ada tiga hal pokok yang
telah kita dapatkan. Hikmah ataupun tujuan kita menjalankan ibadah, khususnya
menjalankan puasa di dalam bulan Ramadhan. 

Adapun hal yang pertama adalah sebagaimana
tujuan Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan 
untuk menjalankan rukun Islam yang keempat ini agar menjadi hamba-hamba
yang bertaqwa. Hamba yang senantiasa mengabdikan dirinya kepada sang Pencipta
langit dan bumi, hamba Sang Maha Kasih dan Sayang yaitu Allah Subhanahu Wa
Ta’ala. sebagaimana tertuang dalam firman-Nya di dalam QS: Al-Baqarah:183 yang
berbunyi :

 يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
ۙ

Artinya “Wahai orang-orang yang beriman!
Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu
agar kamu bertaqwa” (QS:Al-Baqarah:183).

Takwa di sini
bukan hanya sebagai label atau kata belaka, melainkan diperintahkan untuk
benar-benar mengamalkannya. Semula makan dan minum yang menjadi barang mubah,
di dalam Ramadhan diperintahkan untuk menahannya dari terbit fajar hingga
matahari terbenam.

Tidak hanya itu,
syahwat yang secara sah dapat lampiaskan kepada pasangan kita, saat
melaksanakan Ramadhan juga diperintahkan untuk membendungnya.  Semua itu tidak lain adalah ujiuan bagi kita,
apakah kita akan mentaati perintah-Nya ataukah justru mengabaikan
perintah-perintah-Nya. 

Ma‘Aasyiral
Muslimin Rahimakumullaah,

Hal kedua yang
didapatkan di bulan Ramadhan adalah merasakan bagaimana rasa kelaparan juga
kehausan sebagaimana yang dirasakan sebagian saudara kita.  Mereka orang-orang yang ditakdirkan oleh
Allah Subhanahu WaTa’ala menjadi orang-orang yang kurang beruntung secara
finansial.

Dengan merasakan
hal yang sama yang mereka rasakan kita diajak untuk menjadi pribadi yang
peduli, pribadi yang peka. Bukan hanya peka secara spiritual, tapi juga peka
secara sosial dan emosional. Lapar dan haus yang kita rasakan, setidaknya itu
akan berakhir tatkala azan magrib berkumandang, namun bagaimana dengan mereka ?
yang benar-benar tidak memiliki sesuatu yang dapat mengganjal perut mereka saat
kelaparan, yang tidak dapat mengepulkan asap dapur saat anak-anak mereka
merengek karena perut yang melilit akibat kosong tiada sesuatu yang dicerna.

الجُوْعُ الّذِي يَمُرُّ بِهِ الصَّائِمُ وَقْتُهُ
مَعْلُوْمٌ أَمَّا الْجُوْعُ الّذي يَمُرُّ بِهِ الْفَقِيْرُ فَوَقْتُهُ مَجْهُوْلٌ

“Lapar yang
dirasakan oleh orang puasa itu waktunya diketahui Sedangkan lapar yang
dirasakan oleh orang fakir itu waktunya tak terbatas”.

Islam bukan hanya
mengajak kita untuk turut sekedar merasakan, tapi juga memberikan solusi untuk
mengentaskan kemiskinan atau setidaknya mengurangi beban mereka para
fakir-miskin Yaitu dengan cara berzakat. Maka kita harus benar-benar mengingat,
ketika Allah SubhanahuWaTa’ala memberikan kelebihan harta kepada kita, disana
ada hak-hak fakir-miskin yang harus kita tunaikan. Sehingga kita bisa menjadi
pribadi yang tidak sekedar berpredikat sholeh spiritual tetapi juga sholeh
secara sosial.

Ma‘Aasyiral
Muslimin Rahimakumullaah,

Hal ketiga adalah
kita diajak untuk bersyukur dengan situasi saat ini yang tengah kita rasakan
bersama. Di masa pandemi tahun kedua ini, kita diberikan keleluasaan untuk
melaksanakan ibadah selama bulan ramadan, walaupun itu tetap dijalankan dengan
menerapkan protokoler kesehatan, setidaknya kita bisa secara maksimal
melangsungkan ibadah di masjid-masjid dan mushala.  Melaksanakan shalat fardhu berjamaah, sholat
tarawih bersama, juga beberapa ibadah lain yang dapat kita lakukan di bulan
ramadan.

Situasi saat ini
tentu sangat jauh berbeda jika kita bandingkan dengan situasi setahun yang
lalu, karena wabah covid 19 yang semakin tak terkendali, akhirnya pemerintah
terpaksa mengeluarkan larangan untuk beribadah di masjid ataupun musholla, saat
ini tidak demikian. Namun bukan berarti kita sudah terbebas sebebas-bebasnya
tanpa memperhatikan protoler kesehatan yang ada.

Rasa syukur juga patut senantiasa kita ucapkan. Di negeri kita tercinta
Indonesia ini, kita bebas untuk menjelankan ritual peribadatan di dalam
ramadan. Ketika kita menengok saudara-saurada muslim kita di Palestina, mereka
dibatasi, bahkan dipukul dan dipaksa tidak boleh beribadah walaupun di masjid
mereka sendiri, yaitu di Masjidil Aqsha. 

Kita doakan agar
suadara-saudara kita yang berada di Palestina, segera mendapatkan kebebasan
sebagaimana kita muslim yang ada di Indonesia. Dari sana kita dapat belajar
bahwa kedamaian sebuah negara  merupakan
hal pokok yang harus kita jaga. Karena adanya kedamaian ini kita dapat
merasakan keamanan dan kenyamanan. Aman saat kita bekerja, nyaman saat
anak-anak kita belajar, aman dan nyaman saat kita melaksanakan ibadah.

اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِي
ن وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ
أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ

Akhirnya, semoga
Allah SWT senantiasa menjadikan kita sebagai pribadi yang bermanfaat, pribadi
yang selalu peduli kepada sesama, juga menjadi pribadi yang taqwa dengan
sebenar-benarnya taqwa. Sehingga nanti Allah akan mengumpulkan kita bersama
keluarga kita masuk dalam surga Nya Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamin.



Khutbah II

الحمدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ
عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ
وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ
وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ (وَنَخُصُّ خُصُوْصًا قُوْرُوْنَا) عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَ عَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ
اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
. واللهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُوْنَ . أقِيْمُوْا الصَّلَاةَ .

Jika
menghendaki downlod file PDF silahkan klik di bawah ini :

 Dowload File Khutbah KLIK DI SINI

 HALAMAN

 

https://www.potretsantri.com/2021/05/khutbah-jumat-ke-3-bulan-syawal-1442-h.html