Ketika Lawan Menyanjung Keagungan Nabi Muhammad SAW

Beratus-ratus, bahkan beribu-ribu jilid kitab telah ditulis oleh ulama untuk menceritakan dan memuji pribadi Nabi kita Muhammad SAW. Ada yang berbentuk prosa, ada juga yang berbentuk syair, ada yang murni pujian, ada yang murni sejarah beliau. Tidak ada tokoh sejarah yang kepribadian serta cara hidupnya ditulis sedetail-detailnya sebagaimana Rasulullah SAW.

Abu Jahal pembesar kafir Quraisy yang paling membenci Rasulullah juga mengakui keluhuran budi pekerti Rasulullah SAW. Dikisahkan bahwa suatu hari ada seseorang bertanya kepada Abu Jahal, “Wahai Abul Hakam (Abu Jahal) sekarang tidak ada orang lain kecuali hanya aku dan engkau, maka ceritakan kepadaku tentang Muhammad, apakah dia benar atau dusta?”

Maka Abu Jahal menjawab, “Demi Allah, sungguh Muhammad adalah jujur, Muhammad tidak pernah berdusta sama sekali. Hanya saja antara Baniku dan Bani Hasyim mulai sejak dulu bersaing, jika sekarang aku mengakui Muhammad sebagai utusan Allah berarti Baniku telah kalah kepada Bani Hasyim. Oleh sebab itulah aku tidak akan mengakui Muhammad sebagai Rasul.”

Para ilmuan barat juga menyanjung keagungan Nabi Muhammad SAW, Jhon William Drapper seorang orientalis dalam bukunya Historory of the intellectual Devenlopment of Eu-rape, (Vol. 1 Hlm. 329) mengungkapkan, “Empat tahun setelah meninggalnya Justinianus, maka pada tahun 569 lahir di Makkah, tanah Arab, seorang laki-laki yang berbeda dengan laki-laki lainnya, telah memberikan pengaruh yang besar terhadap manusia.”

Baca juga:  Pesantren Pada Masa Kolonial (4): Pesantren Sebagai Basis Pendidikan Nasional Indonesia

Lamartine, seorang orientalis berkebangsaan Prancis juga mengungkapkan ketakjuban kepada Nabi Muhammad SAW, dalam bukunya Histories de la Turquaises, (Vol. 2 Hlm.227) mengungkapkan, “Filosuf, orator, rasul, pembuat undang-undang, panglima, penakluk ide-ide, pembina dogma yang rasional, suatu agama tampa berhala, pendiri dua puluh emperium dunia dan satu emperium spiritual, dialah Muhammad.”

Itulah sekelumit ketakjuban non muslim kepada Nabi Muhammad SAW. Begitupun kita harus tetap hati-hati dalam membaca buku mereka. Sebab bagaimanapun mereka telah di nyatakan oleh Allah SWT, “Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka (QS. Al-Baqarah:120)

Tetapi setidaknya hal tersebut cukup untuk kita jadikan bukti bahwa ternyata apresiasi untuk baginda Nabi Muhammad SAW, bukan hanya datang dari kaum muslimin saja. Tetapi non muslim pun terpaksa juga bertekuk lutut dibawah keagungan Nabi Muhammad SAW. Sungguh benar sekali jika diungkapkan di dalam sebuah kata hikmah Arab:

والفضل ما شهدت به الأعداء

Dan keagungan (yang pasti) adalah diakui oleh para musuh”.

Wallahu A’lam Bissawab.

https://alif.id/read/hosi/ketika-lawan-menyanjung-keagungan-nabi-muhammad-saw-b245457p/