Ketika Habib Umar dan Syaikh Ali Jum’ah Menyambut Undangan Syuriyah PBNU

Laduni.ID, Jakarta – Dalam kunjungan Habib Umar bin Hafidz, Yaman dan Syaikh Ali Jum’ah, Mesir di Malaysia, antusiasme masyarakat untuk menyimak kedua ulama internasional tersebut sangat besar. Beliau berdua menghadiri acara Multaqo Ulama Internasional, Malaysia selama 22-27 Mei 2023 di Concorde Hotel, Shah Alam, Malaysia. Agenda ini diselenggarakan atas inisiatif Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.

Di sela-sela agenda Multaqo ini, perwakilan Syuriah PBNU yang turut hadir diwakili oleh Rois Syuriah, Dr. (HC.) KH. Afifuddin Muhajir dan rombongan menyampaikan undangan kepada Habib Umar dan Syaikh Ali Jumah. Keduanya dikabarkan menyambut baik undangan PBNU untuk berkunjung ke kantor PBNU di Jakarta. Sebagaimana dilansir dari laman nu.or.id (27/5/2023). Menurut KH. Afifuddin Muhajir, kedua tokoh ulama itu menyanggupi kesediaannya untuk berkunjung ke kantor PBNU di Jakarta dalam waktu dekat.

KH. Afifuddin Muhajir mengatakan bahwa kedua tokoh besar itu menaruh hormat pada Nahdlatul Ulama, karena peran besar NU dalam mengawal tegaknya akidah Ahlussunnah wal Jamaah dan memiliki peran penting dalam perkembangan Islam.

Jalinan silaturrahim para ulama ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan silaturrahim ini jaringan para ulama akan semakin kuat dan bisa mengambil peran besar dalam perdamaian dunia.

Habib Umar dan Syaikh Ali Jum’ah merupakan tokoh besar yang mempunyai pengaruh kuat dalam menghadirkan dakwah Islam yang menyejukkan dan menginspirasi. Tidak sedikit orang yang terkesan dari dakwah-dakwah beliau berdua, baik dari umat Islam maupun dari non muslim. Keduanya menjadi cerminan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, dan diakui mampu menghapus stereotipe yang menyudutkan islam selama ini, sebagaimana masif terjadi di Barat. Tapi, belakangan ini, stereotipe itu cenderung relatif berubah dengan peran aktif para ulama Ahlussunnah wal Jamaah yang terus bersuara menebarkan kedamaian dan kemaslahatan, yang di antaranya adalah beliau berdua.

Kedua ulama besar ini memiliki hubungan yang sangat istimewa. Tempo hari, Habib Umar pernah menghadiri suatu acara yang diadakan oleh Syaikh Ali Jumah di Mesir, dalam rangka merayakan Tahun Baru 1439 Hijriyah di Mesir, 2017. Kehadiran Habib Umar di sela-sela majelis membuat decak kagum para hadirin. Habib Umar disambut hangat oleh Syaikh Ali Jum’ah, bahkan beliau menyatakan dengan sangat jelas, “telah hadir di tengah-tengah kita seorang wali, dari para wali Allah”. Pernyataan ini tidak lain ditujukan kepada Habib Umar bin Hafidz yang baru saja hadir di dalam majelis.

Dalam acara yang diisi dengan pembacaan qasidah shalawat dan mau’idhah itu tampak keduanya duduk bersandingan layaknya dua purnama yang terang benderang, menyejukkan setiap mata yang memandang.

Kedua ulama ini tak pernah lelah dalam berdakwah. Ketulusan hati keduanya terpadu dalam ilmu dan amal. Cerminan akhlak bagi umat Islam secara umum.

Selain keilmuan yang sangat mendalam, keduanya juga memilki karomah masing-masing yang disaksikan oleh banyak orang. Di antara kisah karomah Habib Umar adalah sebagaimana berikut. Kisah ini terdapat dalam laman IG @lenteratarim.

Dikisahkan oleh Habib Ali Al-Jufri murid sekaligus besan Habib Umar bin Hafidz. Pernah suatu hari, ketika berkunjung di Kota Nairobi bersama Habib Umar dalam rangka menjenguk Syaikh Umar Al Ghayyar yang sedang sakit. Selepas agenda menjenguk, beliau melanjutkan perjalanan menuju bandara. Tiba-tiba datang seorang Afrika dengan bahasa Sawahili menghampiri mobil Habib Ali dan bertanya kepada sopir di sampingnya. “Siapa mereka, siapa mereka? (sambil melihat Habib Umar)”. Sopir menjawab: “Mereka orang muslim.” Lalu kata orang Afrika itu: “Kalau begitu aku mau menjadi muslim.”

Setelah dihadapkan kepada Habib Umar, beliau bertanya: “Apa yang kau ketahui tentang Islam?” Orang Afrika itu menjawab: “Aku tidak tau apa-apa, tapi yang penting aku ingin sepertimu.” Habib Umar lalu mentalqin dua kalimat syahadat dan memberi nama Muhammad Nur.

Lalu Habib Umar berkata: “Masukkan orang ini ke ruang tunggu bandara.” Maka masuklah orang Afrika tersebut dan Habib Umar mengajarkan cara berwudhu hingga prakteknya sekalian, cara shalat hingga akhirnya orang tersebut ikut shalat berjamaah di tempat itu.

Dalam cerita tersebut Habib Ali Al-Jufri berkata kepada para pendengar, “lihatlah satu jam sebelumnya dia bukan muslim, kemudian satu jam berlalu dia sudah menjadi muslim dan shalat berjamaah bersama kami.” Ini adalah air wajah orang sholeh, hanya dengan memandangnya saja bisa membuat orang-orang tertarik dan mengikutinya. Sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an:

سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ

Artinya: “Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.” (QS. Al-Fath: 29)

Kisah berlanjut, ada salah seorang rombongan Habib Umar berkata: “Wahai Habib sudah tidak ada waktu, penerbangan tinggal 5 menit lagi”. Lalu Habib Umar berkata: “Masukkan dulu walau hanya 5 menit bersama kami.”

Apa yang terjadi setelah itu? Masya Allah, tanpa diduga sebelumnya, jadwal penerbangan yang mestinya kurang 5 menit tadi, ternyata pesawat mengalami delay selama dua jam. Sungguh tidak ada yang kebetulan.

Demikianlah salah satu karomah Habib Umar bin Hafidz bin Syaikh Abu Bakar bin Salim sebagaimana pernah dikisahkan oleh Habib Ali Al-Jufri.

Sementara itu kisah karomah Syaikh Ali Jumah sebagaimana dikutip dari Fanpage FB suara.alazhar. Suatu ketia ada seseorang jamaah yang berada di shaf depan para jamaah, sebab datang lebih awal, sebelum shalat jumat dimulai.

Saat ia menoleh ke kiri, matanya melihat Syaikh Ali Jum’ah sedang sujud pada rakaat kedua shalat sunnah. Ia memperhatikan, dan berguman dalam hatinya: “Apakah Syaikh Ali Jum’ah ini pendek sebagaimana yang saya lihat di TV ataukah berbadan tinggi?”

Setelah rampung menunaikan shalat Jum’at, seseorang itu mendekati kursi tempat Syaikh Ali Jumah duduk (untuk berceramah). Di tengah ceramahnya, Syaikh Ali Jum’ah berkata: “…Seorang murid hatinya bertanya-tanya tentang fisik gurunya; apakah ia pendek, ataukah tinggi…”

Beliau tersenyum sambil menoleh ke arah orang tersebut itu, lalu berkata: “Begitu, kan?”

Orang tersebut yang bisa tersipu malu mendengar hatinya telah dibaca oleh Syaikh Ali Jumah tanpa diduga sebelumnya.

Selain itu, ada satu kisah yang diceritakan oleh banyak Mahasiswa Mesir. Bahwa dahulu saat Mesir bergejolak karena kondisi politik yang tak stabil, terjadi kudeta yang membuat situasi Mesir ketika sangat genting. Pada saat itu, di hari jumat sebagaimana biasa Syaikh Ali Jumah berangkat ke masjid terdekat untuk melaksanakan shalat jumat. Tetapi, karea situasi politik yang sangat berkecamuk itu, banyak serangan-serangan entah dari mana datanganya. Tiba-tiba ada peluru menyasar ke arah Syaikh Ali Jumah. Tapi apa yang terjadi mungkin di luar nalar. Serangan peluru itu hanya menyentuh jubah beliau saja, dan tak bisa menembusnya. Kisah ini mungkin tidak bisa diverifikasi kebenarannya. Tetapi cerita ini telah masyhur dari mulut ke mulut. Sebagaimana diceritakan oleh banyak Mahasiswa Al-Azhar, Mesir.

Kisah-kisah karomah bukanlah berarti lantas menafikan keutamaan beliau dalam keilmuannya. Kedua ulama ini tidak ada yang meragukan sedikitpun kedalam ilmunya. Ilmu dan akhlaknya tercermin dalam setiap hembusan nafasnya.

Syaikh Ali Jumah merupakan ulama yang sangat produktif menulis kitab, begitu juga Habib Umar. Tidak sedikit kitab-kitab yang ditulis oleh kedua ulama besar ini menginspirasi para cendekiawan muslim dan menjadi rujukan otoritatif yang bisa dipertanggungjawabkan.

Sebut saja kitab yang ditulis oleh Syaikh Ali Jumah, misalnya Al-Hukmus Syar’i ‘indal Ushuliyin, Al-Madkhal ila Dirasatil Madzhab Al-Fiqhiyah, Al-Mar’ah fil Hadloroh Al-Islamiyyah, dan masih banyak yang lainnya. Sebagaimana Syaikh Ali Jumah, Habib Umar juga menulis banyak kitab, sebut saja di antaranya adalah Al-Qabas An-Nurul Mubin min Ihya Ulumuddin, Thullab Ila Asal Huda was Shawab, Al-Wasiyah lil ‘Amilin fi Shufufid Da’wah, dan banyak lagi yang lainnya. Bahkan ada satu kitab maulid yang ditulis oleh Habib Umar yang sering dibaca oleh para jamaah habaib, khususnya yang sempat mengenyam pendidikan langsung dibawah asuhan Habib Umar, yakni kitab Ad-Dhiyaul Lami’. Kitab maulid ini yang sering dibaca oleh Habib Mundzir Al-Musawa dan para jamaahnya di dalam Majelis Rasulullah.

Semoga kedatangan beliau berdua di bumi Nusantara membawa keberkahan yang sebesar-besarnya. Marhaban ya Habib, Marhaban ya Syaikh! Semoga kita termasuk golongan orang yang mencintai para orang sholeh. []


Penulis: Abd. Hakim Abidin

Editor: Athallah

https://www.laduni.id/post/read/517338/ketika-habib-umar-dan-syaikh-ali-jumah-menyambut-undangan-syuriyah-pbnu.html