Kesadaran Itu Perlu Pengetahuan dan Kerendahdirian, Bukan Asal-asalan

Kemarin Jumat saya ditelpon seorang ketua DKM untuk khutbah (plus imam) Jumat 25 Juni 2021. Saya tidak mau, alias saya TOLAK. Katanya gak usah takut.

Saya bilang sudah banyak rekan-rekan saya, para kiai dan ustadz yang terpapar corona, bahkan meski sudah divaksin lengkap (2 dosis).

Meski saya juga sudah vaksin lengkap, sudah 7 kali  swab PCR/antigen, 1 kali rapid. Terakhir Selasa, 22 Juni 2021 Ge-Nose negatif.

Bukan saya takut, saya minimal berbuat agar tidak termasuk dalam bagian turut serta dalam jamaah di masjid, di pinggir jalan raya, jalan protokol, yang saya sudah tau, itu masjid sudah tidak lagi menerapkan PROKES. 

Saddud dzari’ah, tidak jumatan, berarti menjaga agar tidak terjadi orang atau jamaah itu terpapar atau menyebarkan virus di antara mereka. 

Kota Tangerang pun kembali zona merah.

Saya ya gak jumatan, shalat zuhur aja di rumah.

Lonjakan corona, kasus harian nasional tertinggi sejak maret 2020 tahun lalu, pada Kamis, 24 Juni 2021, tembus lebih dari 20 rb (20.574) terkonfirmasi positif. Total kasus positif corona di negara kita sudah lebih dari 2 jt (2.053.995) kasus… Sudah banyak, lebih dari 50 ribu (50.949) yang meninggal dunia di Indonesia.

INDONESIA DARURAT CORONA!

Apakah kita masih congkak dan sombong???

Waspadalah, waspadalah!!! Ayo jagalah diri, saudara, rekan, jamaah, dan masyarakat secara bersama-sama.

Berjamaah dalam kebaikan, dalam ketaatan,  kepatuhan pada Prokes. 

MENJAGA KESEHATAN ITU PERINTAH AGAMA. ORANG YANG TAAT BERAGAMA DENGAN BAIK, PASTI PUNYA KESADARAN TENTANG KEWAJIBAN MENJAGA KESEHATAN, KESELAMATAN DIRI DAN TERUTAMA ORANG LAIN, ORANG BANYAK.

BACA KITAB SUCI KITA, bahwa menjaga nyawa 1 orang, sama dengan  menjaga nyawa seluruh manusia. 

Karawaci, 26 Juni 2021

Ahmad Ali MD

Ig: @ahmadali.md

https://www.arrahmah.co.id/2021/06/kesadaran-itu-perlu-pengetahuan-dan.html