Karomah Syekh Fathi Abdurrahman Hijazi

Laduni.ID, Jakarta – Kealiman dan keluasan ilmu Syekh Fathi Abdurrahman Hijazi tidak lepas dari guru-guru yang mendidik beliau. Diantara sosok yang membimbing beliau ialah Syekh Abdul Mun’im al-Khafaji, Syekh Abdul Halim Mahmud, Syekh Muhyiddin Abdul Hamid, serta nama-nama besar lainnya.

Syekh Fathi menyebut Syekh Muhyiddin sebagai “pentahqiq semua kitab babon berbasis Bahasa”, sedangkan di pesantren tradisional Syekh Muhyiddin dikenal sebagai pentahqiq Sarah Ibnu Aqil.

Syekh Fathi juga pernah menimba ilmu pada Syekh Shalih Jakfari, (pengampu majlis Jumat di masjid Al-Azhar yang sekarang dibukukan dalam kitab ‘dars al-jum’ah’), Syekh Muhammad Abdurrahman Al Kurdi, Syekh Salamah al Azami, Syekh Najmuddin bin Muhammad Al-Kurdi, dan ulama thariqah ternama lainnya.

Saat Syekh Muhammad Imran Ad-Dah, mursyid Tarekat Idrisiyyah berkunjung ke Indonesia, beliau mengatakan jika Syekh Fathi merupakan “Pembesar Wali Allah”. Hal tersebut lantaran beliau merupakan murid dari guru-guru yang alim ‘alamah.

Tercatat Syekh Fathi pernah berkunjung ke Pondok Pesantren Attaujieh al Islamy, Leler, Randegan, Kebasen, Banyumas sebanyak dua kali atas undangan khusus dari KH. Zuhrul Anam Hisyam, atau Gus Anam.

Hadirnya beliau ke Ponpes Leler mengundang banyak jamaah berdatangan dari berbagai daerah, entah untuk baiat thariqah, meminta doa, meminta ijazah, atau bahkan meminta nama untuk anak-anak mereka yang akan segera lahir.

Dikisahkan saat Syekh Fathi berkunjung ke Ponpes Leler, terdapat dua orang yang meminta nama kepada Syekh Fathi melalui seorang perantara, dua orang tersebut bernama Fathurrahman dan Fukhuluddin. Fathurrahman meminta nama untuk cucunya, sementara Fukhuluddin meminta nama untuk anaknya.

Ketika menghadap dan mengutarakan niatnya, Syekh Fathi mengatakan kepada Fathurrahman, “Berilah nama cucumu Abdullah. Nama Abdullah merupakan sunnah.”

Kepada Fukhuluddin, beliau berkata, “Berikan nama Khadijah sebagai nama anakmu. Sebab jika ada nama Khadijah dalam sebuah rumah, maka rumah tersebut tak akan tertimpa kemiskinan.”

Setelah mendapatkan nama dari Syekh Fathi, keduanya keluar dengan bimbang lantaran jenis kelamin si jabang bayi masih belum diketahui. “Tolong mintakan nama lagi ke Syekh, sebab menurut dokter anakku itu laki laki. Lha ini namanya perempuan,” ujar Fukhuluddin kepada perantara tersebut. Dia menyebutkan kepada si perantara beberapa ciri yang menunjukkan kelamin si jabang bayi adalah laki-laki.

Sedangkan Fathurrahman juga mengatakan hal yang serupa, “Aku sendiri belum memeriksakan jabang bayi laki-laki apa perempuan. Tapi jika mau menghadap kedua kali, aku ingin nama perempuan juga dari beliau. Khawatir bayinya perempuan.”

Karena padatnya jadwal Syekh Fathi di Indonesia, mereka berdua gagal mendapatkan nama yang diinginkan.

Setelah beberapa kemudian, Fathurrahman dan Fukhuluddin dibuat tercengan dan kaget, sebab bayi yang lahir berjenis kelamin sama dengan nama yang diberikan oleh Syekh Fathi. Akhirnya mereka berdua memberikan nama sesuai nama yang diberikan.

“Syekh Fathi ampun!” ujar Fathurrahman mensifati Syekh Fathi.

Keterangan foto: Fathurrahman mengenakan batik biru serta menggandeng tangan Syekh Fathi dan Fukhuluddin hanya terlihat kepalanya.

Disadur dari Pondok Leler Channel


Editor: Daniel Simatupang

https://www.laduni.id/post/read/72999/karomah-syekh-fathi-abdurrahman-hijazi.html