Jenis-jenis Karomah Wali

Laduni.ID, Jakarta – Karomah adalah peristiwa luar biasa yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada sebagian wali-Nya. Para ulama ahlussunnah wal jamaah telah sepakat bahwa karomah itu ada, dan terjadi. Di dalam Al-Quran pun diberikan gambaran mengenai sebagian karomah seperti kisah Ashabul Kahfi yang tertidur 309 tahun, kisah Sayyidah Maryam, Dzul Qornain dan lainnya.

Secara bahasa, karomah berasal dari salah satu Asmaul Husna, yaitu Al Karim, yang artinya Yang Maha Mulia. Secara Istilah, karomah adalah suatu hal atau kejadian luar biasa di luar nalar dan kemampuan manusia awam.

Dikutip dari buku Jalan Menggapai Ridho Allah oleh Abdul Aziz, dkk, orang-orang yang mendapatkan karomah Allah adalah orang-orang yang memiliki sifat jujur, takwa, dan selalu menjalankan syariat Allah Ta’ala.

Para wali umat Nabi SAW juga banyak memiliki karomah. Berikut ini adalah 20 bentuk karomah yang terjadi pada mereka yang dikatakan oleh sebagian ulama:

1. Menghidupkan yang mati

Ini adalah karomah tertinggi. Abu Ubaid al Busri pernah mengalaminya. Beliau berperang dengan membawa hewan tunggangannya. Selepas perang, hewan tunggangannya mati sehingga beliau pun tidak dapat pulang ke kotanya. Beliau pun berdoa kepada Allah agar menghidupkan kembali kudanya itu, maka Allah pun menghidupkan kembali kudanya agar beliau dapat pulang. Setelah sampai di kotanya, kuda itu mati kembali.

Begitupula Mufarrij ad Damami as Shoidi, ketika dihidangkan burung panggang, beliau mengatakan “Terbanglah dengan izin Allah.” Maka burung itu pun terbang kembali.

Syekh al Ahdal memiliki kucing kesayangan. Suatu hari pembantunya memukulnya sehingga kucing itu mati, kemudian beliau membuang bangkainya. Tiga hari kemudian, Syekh menanyakan keberadaan kucingnya tetapi pembantunya malah mengatakan: ”Aku tidak tahu.” Lalu Syekh memanggil kucingnya itu dan secara ajaib kucingnya datang kepadanya sambil berlari.

Al Kailani pernah meletakkan tanganya di atas tulang ayam yang telah ia makan sambil berkata, “Berdirilah dengan izin Allah yang menghidupkan tulang belulang.” Maka ayam itupun kembali hidup.

2. Berbicara dengan yang mati

Karomah jenis ini sangat sering terjadi. Syekh Abdul Qodir Al Jailani dan banyak para wali lain pernah melakukannya. Syekh Islam as Syaraof Al Munawi pernah berbicara dengan Imam Syafii, maka Imam Syafii mengajaknya bicara dari kuburnya.

3. Membelah laut dan mengeringkannya

Ada salah satu wali yang jatuh sakit di atas perahu kemudian mati. Ketika jenazahnya telah diurus dan hendak dilemparkan ke laut, laut terbelah dua. Perahu itupun menyentuh tanah, lalu mereka menggali kubur di sana kemudian jenazah itu pun dikuburkan. Setelah selesai, air kembali seperti semula.

Di antaranya juga adalah berjalan di atas air dan ini banyak terjadi sebagaimana terjadi pada Imam Ibnu Daqiqil Id.

4. Merubah benda

Di antara yang terjadi pada Hitar al Yamani. Sebagian orang yang suka mengejeknya mengirimkan dua botol minuman keras kepadanya. Lalu beliau pun mengalirkan keduanya, salah satunya menjadi madu dan yang lain menjadi samin. Kemudian beliau menghidangkannya kepada orang-orang yang hadir di sana.

5. Terlipatnya bumi

Sebagian mereka ada yang berada di kota Thurtus kemudian ia merindukan untuk menziarahi tanah Haram. Maka ia pun memasukan kepala ke dalam pakaiannya, kemudian ia mengeluarkannya dan ia sudah berada di tanah haram. Banyak sekali kejadian serupa sampai kepada derajat tawatur dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang yang keras kepala.

6. Berbicara dengan hewan, tumbuhan dan benda mati

Ini juga banyak terjadi. Di antaranya kisah Ibrahim bin Adham ketika duduk di bawah pohon delima. Pohon itu berkata padanya, “Hai Abu Ishaq, muliakan aku dengan cara engkau makan dari buahku.” Beliau pun memakannya.

Asyibli pernah berkehendak memakan buah dari suatu pohon. Ketika ia menjulurkan tangan, pohon itu berkata, “Jangan memakan buahku karena aku adalah pohon milik seorang Yahudi.”

7. Menyembuhkan penyakit

Imam Abdul Qodir al Jailani pernah berkata kepada anak kecil yang lumpuh dan buta. “Berdirilah dengan izin Allah.” Maka ia pun berdiri tanpa terisa penyakit apapun lagi padanya.

8. Tunduknya hewan kepada mereka

Al Mihani dan beberapa wali lainya dapat menunggangi singa. Bahkan sebagian mereka ditaati oleh benda mati. Imam Ibnu Abdis Salam pernah mengatakan kepada angin ketika menghadapi musuh dalam pepeangan, “Hai angin, serbulah mereka.” Maka anginpun bertiup kencang pada mereka.

9, 10, 11. Meringkas waktu, memanjangkannya dan terkabulkannya doa

Ini sangat banyak terjadi di antara mereka.

12. Memberi kabar mengenai sebagian hal ghaib dengan izin Allah.

Di antaranya adalah kasyaf. Peristiwa yang seperti ini tidak dapat dihitung saking banyaknya. Yang dimaksud bukan semua hal ghaib, tapi sebagian hal ghaib dengan izin Allah.

13. Menahan diri tidak makan dan minum dalam masa yang lama. Ini banyak terjadi dan masih dapat disaksikan pada sebagian orang.

14. Maqomut tasrif (seperti mengatur turun hujan dengan izin Allah). Ini banyak terjadi di setiap masa.

15. Makan sejumlah besar makanan

Sebagaimana dinukilkan Syekh Dimradasy pernah diundang salah satu penguasa untuk menghadiri hidangan makanan. Penguasa itu mengundangnya dan jamaahnya. Syekh datang kepadanya sendiri, penguasa itu heran dan mengatakan, “Siapa nanti yang akan menghabiskan makanan?” Maka beliau pun memakan semua makanan yang ada di sana.

16. Terjaga dari yang haram

Harits al Muhasibi jika dihidangkan makanan yang mengandung syubhat maka salah satu uratnya bergerak. Sedangkan al Mursi bergerak semua uratnya.

17. Melihat tempat yang jauh dari balik hijab

Syekh Abu Ishaq as Syirozi menyaksikan Ka’bah padahal ketika itu beliau berada di Baghdad.

18. Kewibawaan yang besar

Sebagian mereka ada yang memiliki kewibawaan yang sangat besar sehingga pernah orang yang melihatnya mati karena haibahnya. Ini terjadi pada Abi Yazid al Bisthomi dan Syekh Ahmad al Badawi.

19. Allah menghancurkan orang yang menghendaki keburukan pada mereka.

Sebagaimana terjadi pada salah seorang dari wali, ketika ia berdesakan dengan seseorang kemudian orang itu menampar wajahnya. Maka tiba-tiba tangannya terlepas bersama dengan pukulan itu. Ia mengatakan, “Demi Allah aku tidak menghendakinya, akan tetapi Tuhan pemilik anggota Tubuh itu yang merasa cemburu dengannya.”

20. Merubah rupa

Terjadi pada Qodhib al Bani al Maushili, ada seorang faqih yang mengingkarinya karena tidak melihatnya melakukan shalat. Maka ia pun berubah bentuk dalam sekejap dalam berbagai bentuk yang berbeda-beda. Lalu ia berkata, “ Dalam bentuk yang mana engkau tidak melihat aku melaksanakan shalat ?”

Sumber: al Kawakib ad Durriyah fi Tarojim as Sadah as Sufiyah lis Syaikh Zainuddin Muhammad Abdur Rouf al Munawi

https://www.laduni.id/post/read/81031/jenis-jenis-karomah-wali.html