EMPAT PILAR LITERASI: Mendukung Transformasi Ruang Belajar Literasi

0 0

Read Time:5 Minute, 12 Second

Oleh: Ahmad Rusdiana

Hari Aksara Internasional diperingati pada tanggal 8 September setiap tahunnya. Hari Literasi Nasional juga disebut dengan beberapa nama lain, karena perayaan Hari Literasi tidak hanya pada skala nasional atau di Indonesia saja, tetapi juga di seluruh dunia. Beberapa nama lain Hari Literasi Nasional antara lain: Hari Literasi Indonesia; Hari Literasi Internasional (International Literacy Day/ILD); dan Hari Aksara Internasional.

Dilansir dari laman Itjen Kemdikbud, Hari Literasi Nasional diperingati di seluruh belahan dunia pada tanggal 8 September dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi dalam kehidupan. Beragam manfaat juga bisa didapatkan jika masyarakat mengedepankan literasi dalam hidup.

Ditilik dari sejarahnya, Hari Literasi Nasional atau Hari Literasi Internasional pertama kali dibentuk pada tahun 1967 oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Hari Literasi Nasional atau Hari Literasi Internasional dicetuskan oleh UNESCO sebagai langkahnya untuk memajukan literasi membentuk masyarakat yang lebih melek huruf dan berkelanjutan.

Berawal pada tahun 1965 diselenggarakan konferensi UNESCO dengan tema “World Conference of Ministers of Education on the Eradication of Illiteracy” di Teheran, Iran. Kemudian pada tahun 1966, UNESCO memimpin dan mendeklarasikan tanggal 8 September ditetapkan sebagai International Literacy Day (Hari Literasi Internasional).

Awalnya, Hari Literasi Internasional dengan tujuan untuk “mengingatkan komunitas global tentang pentingnya literasi bagi individu, komunitas, dan masyarakat, serta sebagai upaya menuju masyarakat yang lebih melek huruf demi menciptakan kesejahteraan dunia.”

Pada tahun 1967, komunitas global berupaya untuk mengakhiri buta huruf dengan berpartisipasi dalam Hari Literasi Internasional yang pertama pada tahun 1967. Pemerintah, sekolah, serta warga di segala dunia turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Selanjutnya pada tahun 1990, dalam konferensi dunia “Education for All” yang diselenggarakan di Jomtien, Thailand, membahas peran penting literasi. Pada tahun 2015, literasi menjadi poin yang dimasukkan ke dalam tujuan utama Sustainable Development Goals (SDG’s) dalam bidang pendidikan.

Hingga pada tahun 2017, Hari Literasi Internasional mengganti fokusnya pada keterampilan literasi digital karena dianggap berhubungan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih saat itu.

Tahun ini, perayaan Hari Literasi Internasional atau Hari Literasi Nasional jatuh pada Kamis, 8 September 2022. (Dilansir dari laman UNESCO), tema Hari Literasi Internasional tahun 2022 ini, adalah “Transforming Literacy Learning Spaces” atau “Transformasi Ruang Belajar Literasi”.

UNESCO juga menyebutkan perayaan Hari Literasi Internasional tahun 2022 akan menjadi kesempatan untuk memikirkan kembali pentingnya ruang belajar literasi untuk membangun ketahanan dan memastikan pendidikan yang berkualitas, adil, dan inklusif untuk semua. Di tingkat global, Hari Literasi Internasional dirayakan selama dua hari yakni akan diselenggarakan pada tanggal 8 dan 9 September 2022, di Pantai Gading. Perayaan Hari Literasi Internasional akan diselenggarakan dengan program luar biasa dan praktik literasi tahun ini yang diumumkan melalui upacara penghargaan Hadiah Literasi Internasional UNESCO 2022.

Pada awalnya, literasi digital sering dianggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi.

Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia&Wijayanto, 2020; Kurnia& Astuti, 2017). Maka dari itu, seorang pengguna dituntut memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Selama pandemi Covid-19 transformasi digital berlangsung lebih cepat.

Pertanyaanya, bagaimana meningkatkan pemahaman masyarakat di ruang digital untuk mendukung transformasi digital tersebut?

Untuk hal itu, ada empat pilar literasi bantu tingkatkan pemahaman masyarakat di ruang digital untuk mendukung transformasi digital tersebut. “Literasi digital mampu mengatasi masalah yang timbul karena tidak memahami apa itu ruang digital dan bagaimana beraktivitas di ruang ini, ”

Semuel (2021) menungkapkan dalam Siberkreasi Hangout Online “Dampak Teknologi terhadap Perkembangan Otak pada Anak” di kanal YouTube Siberkreasi, Sabtu (16/01/2021) menjelaskan bahwa ada empat pilar literasi yang penting untuk mengenalkan dan memberikan pemahaman mengenai perangkat teknologi informasi dan komunikasi, yaitu digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety. Empat pilar ini tertuang dalam Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kementerian Kominfo,” Tampak pada gambar berikut:

Gambar 1: Roadmap Literasi Digital 2021-2024: Kerangka Litersi Digital (1/3)

Sumber: Analisa Deloitte PGD-2 Peta Jalan Literasi Digital

Gambar 1 Kerangka Litersi Digital (1/3), mengindikasikan bahwa:

Digital skill; berkaitan dengan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari, jelasnya.

Digital culture; merupakan bentuk aktivitas masyarakat di ruang digital dengan tetap memiliki wawasan kebangsaan, nilai-nilai Pancasila, dan kebhinekaan. “Dasarnya adalah banyak masyarakat yang merasa ruang digital tidak ada aturannya, berbeda ketika di ruang fisik yang memiliki tata krama. Keinginan untuk menumbuhkan kembali bahwa ruang digital dan fisik tidak berbeda,”

Digital ethics adalah kemampuan menyadari mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.

Digital safety, dimaknai sebagai kemampuan masyarakat untuk mengenali, menerapkan, meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital.

Keempat pilar literasi menjadi penting untuk mengenalkan dan memberikan pemahaman mengenai perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Dengan empat pilar literasi dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi dalam kehidupan.

Melalui tulisan ini, semoga Literasi di Indonesia semakin baik dan dapat menumbuhkan minat baca tinggi sehingga akan membawa pendidikan Indonesia yang semakin maju. begitu pula “Transformasi Ruang Belajar Literasi”segera terwujud”. “Salam Literasi” Selamat Hari Aksara Internasional.
Walalhu A’lam Bishowab.

Penulis:
Ahmad Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Pegiat Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat.
Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/search?q=buku+a.rusdiana+shopee&source (3) https://play.google.com/store/books/author?id=Prof.+DR.+H.+A.+Rusdiana,+M.M.

About Post Author

Masyhari

Founder rumahbaca.id, pembina UKM Sahabat Literasi IAI Cirebon

Happy

Happy

0 0 %

Sad

Sad

0 0 %

Excited

Excited

0 0 %

Sleepy

Sleepy

0 0 %

Angry

Angry

0 0 %

Surprise

Surprise

0 0 %