Digitalisasi: Wajah Baru Pasar Tradisional

Transaksi Digitalisasi Lewat GoPay di Pasar Tradisional dan Modern - FIN.CO.ID

Oleh Eva Rosnabilah Farid, Mahasiswa Jurusan HES IAIN Syekh Nurjati Cirebon

RumahBaca.id – Era digital sedang tumbuh sangat cepat, khususnya di Indonesia. Hampir seluruh aspek kehidupan tampaknya sudah tak bisa dipisahkan dari digitalisasi. Segalanya menjadi serba digital. Apalagi mengingat saat ini, digitalisasi menjadi fokus dan prioritas pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi Nasional akibat pandemi Covid-19. Covid-19 membawa banyak perubahan bagi kehidupan manusia, mulai dari tatanan kehidupan, kebiasaan, hingga prilaku konsumen mengalami perubahan. Salah satu yang terdampak adalah pedagang pasar tradisional.

Pasar tradisional sudah tidak sepamor dulu. Posisinya kini seakan tergeser dengan banyaknya supermarket ataupun minimarket yang dianggap lebih menyajikan kenyamanan bagi pembeli. Tak ketinggalan, tekanan dari banyaknya pasar retail online juga dapat menggulung habis pasar tradisional. Kondisi ini diperparah dengan masuknya Covid-19 di Indonesia. Covid-19 memang memberikan banyak batasan dalam berkegiatan, namun disadari atau tidak, hadirnya Covid-19 ini mempercepat proses digitalisasi, dan termasuk didalamnya di gitalisasi ekonomi.

Covid-19 semakin memaksa kita untuk melakukan segala sesuatu secara online. Di tengah keterbatasan ini seharusnya menjadi momentum untuk membangkitkan kembali pasar tradisional. Di mana bumi berpijak di situ langit dijunjung. Pasar tradisional, mau tidak mau, siap tidak siap, harus dapat menyesuaikan dengan era digital ini. Jika tidak, bersiaplah hanya tinggal nama. Saat ini, media online layaknya primadona yang sangat digemari oleh banyak orang. Tak heran jika banyak pelaku usaha yang memanfaatkan media online ini sebagai penggerak bisnisnya. Oleh karena itu sudah sepatutnya pasar tradisional melakukan transformasi digital.

Digitalisasi pasar tradisional tentunya akan menghadirkan wajah baru bagi pasar tradisional itu sendiri. Salah satunya adalah tidak ada lagi interaksi tatap muka yang dilakukan oleh penjual dan pembeli. Proses melihat, memilih, menawar, atau bahkan transasaksi dilakukan secara online. Untuk terus menarik perhatian khalayak, sudah sepatutnya media online yang digunakan tetap meyuguhkan kesan berbelanja secara langsung di pasar dan juga menghadirkan inovasi-inovasi baru lainnya. Dengan digitalisasi pasar tradisional ini, nantinya akan mempeluas pasar, menghubungkan antara penjual dan pembeli lokal, ataupun pemasok dan juga para pedagang.

Dalam kenyataannya digitalisasi pasar tradisional ini tidaklah mudah, dibutuhkannya usaha yang keras, terutama dalam kesiapan sumber daya manusia. Salah satu usaha mendigitalisasi pasar tradisional yaitu seperti yang sedang dilakukan oleh Tokopedia. Sekilas info bahwasanya Tokopedia ini merupakan salah satu perusahaan e-commerce besar yang ada di Indonesia yang terus mengembangkan dan mengelola bisnis online. Saat ini Tokopedia sedang gencar-gencarnya untuk mendigitalisasi pasar tradisional melalui program pasar digital yang telah hadir pada April 2020.

Digitalisasi pasar tradisional yang dilakukan Tokopedia ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan daya saing para penjual pasar tradisional diberbagai daerah dengan memanfaatkan teknologi. Tokopedia berkolaborasi dengan Kementrian Perdagangan Republik Indonesia dan juga Pemerintah daerah, untuk memberikan edukasi dan juga pendampingan yang intensif kepada para pengurus pasar. Seperti yang dilansir dari detikinet, terdapat beberapa pasar digital yang telah bergabung dengan Tokopedia, dan pasar-pasar tersebut berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, diantaranya Tasikmalaya, Bandung, Yogyakarta, Tanggerang, dan juga Makasar.

Salah satu contoh pasar tradisional digital yang telah bekerja sama dengan Tokopedia adalah Pasar Beringharjo di Yogyakarta. Pasar ini baru diluncurkan pada bulan Juni 2021 telah memfasilitasi banyak pedagang pasar untuk berjualan melalui platform Tokopedia. Kemudian pasar Cikurubuk di Tasikmalaya sejak bergabung dengan Tokopedia perlahan-lahan telah terjual hampir 40 ribu produk. Ke depannya Tokopedia akan memperbanyak kolaborasi dengan pemerintah daerah dari penjuru Indonesia, guna mendigitalisasi lebih banyak lagi pasar tradisional.

Contoh lainnya dari digitalisasi pasar tradisional adalah hadirnya aplikasi karya anak bangsa yang memudahkan untuk berbelanja di pasar tradisional yaitu Pasar Pintar. Pasar Pintar merupakan sebuah aplikasi yang dapat menghimpun para pedagang pasar tradisional, aplikasi yang memudahkan untuk berbelanja hanya dengan satu genggaman, transaksi dilakukan secara online kemudian barang siap diantar. Selain itu, aplikasi Pasar Pintar juga dapat menjadi solusi dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan berbelanja dari rumah masing-masing.

Saat ini sangatlah penting bagi para pedagang, khususnya di pasar tradisional, untuk mengikuti pola prilaku konsumen di mana semuanya bergerak lebih ke arah dunia digital. Digitalisasi pasar tradisional dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari berkerja sama dengan e-commerce, kemudian membuat aplikasi, hingga dengan memanfaatkan berbagai media sosial, seperti Facebook, Whatsapp, Intagram, Twitter, dan lain-lain. Yang kesemuanya ini bertujuan untuk menarik pelanggan, memperluas pasar dan yang terpenting dapat mempertahankan pasar tradisional di tengah era digital.

Digitalisasi pasar tradisional tentunya akan membutuhkan proses dan waktu yang tidak sebentar. Apalagi mengingat masih banyak daerah yang belum terjangkau koneksi jaringan internet dan juga sumber daya manusia yang masih awan dengan teknologi digital. Sehingga perlu dilakukan lebih banyak lagi sosialisasi, edukasi, pendampingan serta peningkatan literasi digital secara berkelanjutan. Pasar digital mempunyai peluang yang sangat besar dalam meningkatkan kesejateraan, oleh karena itu sudah saatnya semua pihak berkepentingan saling berjabat tangan untuk memajukan pasar digital.[]

Bagikan tulisan ke: