Buka Mukerwil PW ISNU Jawa Barat, Ketum PP ISNU Dorong Kemandirian Ekonomi

Ketua Umum PP ISNU, Dr. Ali Masykur Musa, buka Mukerwil PW ISNU Jabar via Zoom Meeting

CIANJUR – Bertempat di Pondok Pesantren Al-Ittihad Cianjur Jawa Barat, Pimpinan Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW ISNU) Jawa Barat menggelar kegiatan Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil), Sabtu-Ahad (13-14/11).

Acara dengan tema “Rekognisi dan Fasilitasi ISNU Jawa Barat” ini dibuka pada Sabtu siang (13/11) langusng oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nadhdlatul Ulama (PP ISNU), Dr. KH. Masykur Musa, M.Hum., secara virtual melalui Zoom.

Dalam sambutannya, Ketum PP ISNU yang akrab disapa Cak Ali tersebut mengatakan bahwa kebanyakan warga NU tidak perlu dipertanyakan atau diragukan lagi soal fikrah (pemikiran) dan amaliahnya.

“Hanya, fikrah dan amaliah saja tidak cukup. Harus ada semangat (ghirah) dalam ber-NU. Selain itu, yang berikutnya yaitu harus ada harakah (gerakan). Alhasil, ada 4 prinsip dalam ber-NU, yaitu fikrah, amaliah, ghirah dan harakah,” papar pria yang akrab disapa Cak Ali tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Cak Ali juga berpesan, bahwa setidaknya ada tiga hal yang perlu dibangun dan dikembangkan oleh PW ISNU Jawar khususnya. Yang pertama yaitu kemandirian ekonomi.

“Jargon rekognisi dan fasilitasi akan bisa jalan, jika ISNU mandiri secara ekonomi. Jika kemandirian ekonomi kuat, kegiatan apa pun bisa mudah dilakukan,” tegasnya.

Apalagi, menurutnya, NU memiliki banyak modal, di antaranya kekuatan dalam segi historis. NU menjadi saksi dan pelaku sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

“Selain itu, kita juga memiliki basis massa yang banyak, kader ilmuan kita juga banyak. Karena itu, modal yang ada harus menggugah kesadaran dan semangat baru kita, selaku sarjana NU, dalam membangun jiwa kemandirian dan entrepreunership,” terang dia.

Yang kedua, lanjut Cak Ali, yaitu ISNU harus meningkatkan peningkatan kualitas SDM, dalam rangka transformasi di bidang pendidikan.

“Kita harus melakukan penguatan lembaga pendidikan yang ada di NU. Saya mengusulkan agar kita tingkatkan capacity building, kita tingkatkan kemampuan kita dalam dunia teknologi informasi yang serba canggih. Kita harus cepat dan mudah beradaptasi dengan teknologi digital,” tegas dia.

Yang ketiga, lanjut dia, ISNU melakukan transformasi Aswaja secara progresif. “Bukan berarti kita menghilangkan core value Aswaja yang dimiliki NU. Akan tetapi bagaimana kita harus mampu mengimplementasikan prinsip “Al-Muhafazhah ala al qadim ash shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah” (Menjaga tradisi warisan para pendahulu dan melakukan pembaharuan secara adaptif sesuai dengan kebutuhan zaman. Kita saat ini hidup di era yang serba cepat, digital dan perubahan yang terduga. Karena itu, kita harus kembangkan metode berpikir yang baru,” tutupnya.[Masyhari]

Sumber: Sarjana.nucirebon.or.id

Bagikan tulisan ke: