Biografi Prof. Dr. KH. Ali Yafie

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Riwayat Keluarga

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1       Mengembara Menuntut Ilmu
2.2       Guru-Guru Beliau
2.3       Mengasuh Pesantren

3          Penerus Beliau
3.1       Anak-anak Beliau
3.2       Murid-murid Beliau

4          Organisasi, Karier dan Karya 
4.1       Riwayat Organisasi
4.2       Karier Beliau
4.3       Karya Beliau

5         Penghargaan
6         Referensi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
Prof. Dr. KH. Ali Yafie dilahirkan di Donggala, Sulawesi Tengah pada 1 September 1926 atau 23 Safar 1345. Pada bulan ketika dilahirkan itu, muktamar NU pertama diselenggarakan. Beliau adalah anak ketiga dari lima bersaudara (empat saudaranya yang sudah meninggal: As’ad, Muzainah, Manarussana, dan Amira).

Ayahnya bernama Syekh Muhammad al-Yafie dan ibunya bernama Imacayya, putri raja dari salah satu kerajaan di Tanete di pesisir barat Sulawesi Selatan. Seturut penuturan Helmi Aly, putra Ali Yafie, Imacayya meninggal saat Ali Yafie berumur 10 tahun. Ayahnya menikah lagi dengan Tanawali. Pasangan ini diberi empat keturunan: Muhsanah, Husain, Khadijah, dan yang masih hidup bungsunya, Idris. Muhammad Al-Yafie meninggal pada awal 1950-an.

1.2 Riwayat Keluarga
Sejak usia 19 tahun, Prof. Dr. KH. Ali Yafie melepas masa lajangnya dengan menikahi Hj. Aisyah, masih berusia 16 tahun. Kendati menikah muda, mereka mengarungi bahtera  rumah tangga dengan bahagia. Buah dari pernikahannya, beliau dikaruniai empat anak yang kelak akan menjadi penerusnya.

2.  Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau

2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
Prof. Dr. KH. Ali Yafie berasal dari keluarga yang taat menjalankan ajaran agama Islam. Sejak kecil beliau sudah berkecimpung di dunia pesantren. Ayahnya KH. Mohammad Yafie, seorang pendidik, sudah mendidiknya soal keagamaan dengan memasukkannya ke pesantren.

Sang ayah mendorongnya menuntut berbagai ilmu pengetahauan, terutama ilmu pengetahuan agama sebanyak-banyaknya dari para ulama, termasuk ulama besar Syekh Muhammad Firdaus, yang berasal dari Hijaz, Makkah, Saudi Arabia.

Didikan orang tuanya untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya tertanam terus sejak kecil hingga kemudian diteruskan dalam mendidik putra-putranya dan santri-santrinya di Pondok Pesantren Darul Dakwah Al-Irsyad.

Beliau memperoleh pendidikan pertamanya pada sekolah dasar umum, yang dilanjutkan dengan pendidikan di Madrasah Asadiyah yang terkenal di Sengkang, Sulawesi Selatan.

2.2 Guru-Guru Beliau
Prof. Dr. KH. Ali Yafie belajar ke beberapa kiai yang terkenal. Guru-guru beliau diantaranya:

  1.     Syekh Ali Mathar (Rappang)
  2.     Syekh Haji Ibrahim (Sidraf)
  3.     Syekh Mahmud Abdul Jawad  (Bone)
  4.     Syekh As’ad Singkang
  5.     Syekh Ahmad Bone (Ujung  Pandang)
  6.     Syekh Abdurrahman Firdaus (Jampue Pinrang)
  7.     Syekh Muhammad Firdaus (Hijaz, Arab Saudi)

2.3 Mengasuh Pesantren
Prof. Dr. KH. Ali Yafie adalah pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan yang didirikannya tahun 1947.

3.  Penerus Beliau

3.1 Anak-anak Beliau
Anak-anak beliau yang menjadi penerus adalah:

  1.     Helmi Ali
  2.     Saifuddin Ali
  3.     Azmi Ali
  4.     Badrudtamam Ali

3.2 Murid-murid Beliau
Sudah banyak santri-santrinya yang kini telah menjadi tokoh dan ulama-ulama. Di antaranya Mantan Menteri Agama Quraish Shihab, Mantan Menteri Luar Negeri Alwi Shihab, dan salah satu Ketua MUI Umar Shihab.

4.  Organisasi, Karier dan Karya

4.1 Riwayat Organisasi

  1. Pada muktamar NU 1971 di Surabaya  terpilih menjadi Rais Syuriyah
  2. Muktamar NU di Semarang 1979 dan Situbondo 1984, beliau terpilih kembali sehagai Rais, dan di Muktamar Krapyak 1989 sebagai wakil Rais Aam,
  3. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) masa jabatan 1990-2000 mengggantikan KH. Hasan Basri.
  4. Dewan Penasehat Ikatan Muslim Indonesia (ICMI)

4.2  Karier Beliau

  1.  Dekan di fakultas Ushuluddin IAIN Ujung Pandangiau
  2.  Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
  3.  Menjabat anggota DPR sampai 1987
  4.  Menjabat hakim Pengadilan Tinggi Agama Makasar dan Kepala Inspektorat Peradilan Agama.
  5.  Dewan Pengurus Syariat Bank Muammalat Syariat

4.3 Karya Beliau

  1.  Menggagas  Fikih  Sosial  dari Soal  Lingkungan  Hidup,  Asuransi  hingga Ukhuwah, (Bandung: Mizan,  1995), cet, III,  Teologi Sosial
  2.  Telaah Kritis Persoalan Agama dan Kemanusiaan, (Yogyakarta: LKPSM, 1997), cet. 1,
  3.  Beragama Secara Praktis  Agar Hidup Lebih Bermakna,  (Jakarta: Hikmah, 2002), cet.  1 buku karya  Ali Yafie  ini adalah sebuah  penafsiran terhadap ajaran agama merupakan salah satu kunci yang menyebabkan agama selalu menemukan hubungan dan  kesesuaian nya, buku karya  K.H. Ali Yafie ini merupakan salah  satu bentuk tanggapan  seorang ulama terhadap  beragam perkembangan   sosial.
  4. Di samping  itu ada  sebuah  buku  yang  diluncurkan  pada  peringatan 70 Tahun  KH   Ali.Yafie,  merupakan   kumpulan  tulisan   dari   para  ulama, cendekiawan,  politisi, pejabat,  pengusaha dll,  yang  diedit oleh  Jamal  D. Rahman, tahun 1997.

5.  Penghargaan

Dalam perjalanan kariernya KH Ali Yafie pernah mendapat berbagai macam penghargaan seperti :

  1. Penghargaan Bintang Maha Putra
  2. Penghargaan Bintang Satya Lencana Pembangunan.

6.  Referensi

Sekilas KH Ali Yafie

https://www.laduni.id/post/read/66639/biografi-prof-dr-kh-ali-yafie.html