Biografi KH. Asror Muhammad Babakan

Daftar Isi Profil KH. Asror Muhammad

  1. Kelahiran
  2. Nasab
  3. Wafat
  4. Keluarga
  5. Pendidikan
  6. Menjadi Pengasuh pesantren

 

Kelahiran

KH. Asror Muhammad atau yang  kerap disapa dengan panggilan Aang lahir pada tanggal 17 Desember 1976, di Desa Babakan Kecamatan Ciwaringin Cirebon. Beliau merupakan putra kedua dari 6 bersaudara, dari pasangan KH. Muhammad dan Nyai Hj. Nadziroh binti K. Dahlan.

Nasab

Jika dilihat dari nasabnya, KH. Asror Muhammad bukan keturunan orang sembarangan. Dari jalur bapaknya, beliau adalah anak dari Kiai Muhammad bin Bpk Amintakim, sedangkan dari jalur ibu beliau merupakan anak dari Ibu Nyai Hj. Nadziroh kemudian ke atas lagi ada Nyai Hj. Annisah dan sampai pada KH. Ali Masinah bin Kiai Masinah bin Kiai Thoyib bin Kiai Hanan dan konon nyambung ke Sunan Giri, Sedangkan dari sanad keilmuan dari jalur sesepuh Tegalrejo KH. Abdurrohman Fudlori.

Wafat

KH. Asror Muhammad wafat pada Jumat, 9 Juni 2017. Jenazah beliau dimakamkan di samping ayahnya, KH. Muhammad di depan Masjid Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy, Babakan, Ciwaringin

Kiai muda NU tersebut meninggal di usia 41 tahun karena penyakit jantung. Almarhum menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 05.00 WIB ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Kepergian mendadak Aang, mengejutkan santri dan alumni. Karena pada awalnya Aang hanya mengeluh sakit di bagian dada. Almarhum sempat dibawa ke rumah sakit namun tidak dirawat. Kepada istrinya, almarhum sempat mengeluh masih merasakan sakit di dada dan tidak enak badan.

Sampai akhirnya setelah sahur, Aang tidak sadarkan diri. Adik almarhum, Ustaz Hasan Rohmat sempat memeriksa tangan dan bagian leher. Ternyata sudah tidak ada. Tapi nafasnya masih bergerak. Oleh keluarga, Aang sempat dibawa ke rumah sakit, namun di perjalanan Aang meninggal dunia.

Keluarga

Pada tahun 2006, KH. Asror Muhammad melepas masa lajang dengan menikahi Nyai. HJ. Awanillah Amva, seorang putri dari KH. Amrin Hannan, yang juga adik kandung dari Ibnunda Nyai. HJ. Masriyah Amva. Buah dari pernikahannya beliau dikaruniai 2 orang putri dan 1 orang putra. Anak-anak beliau diantaranya Qaishra Maula Fayumi, Maela dan Ahmad Nailul Nabhan.

Pendidikan

KH. Asror Muhammad memulai pendidikannya dengan belajar langsung kepada kedua orang tuanya. Terbukti saat Aang membaur dengan santri-santri ayahnya, KH. Muhammad tepatnya di Pondok Kebon Jambu Al-Islamy. Pendidikan ini adalah cara sang ayah untuk mengajarkan kepada Aang untuk bisa hidup sederhana dan peduli terhadap sesama.

Ketika usianya meranjak remaja beliau melanjutkan pendidikannya dengan belajar dibeberapa pesantren di Jawa diantaranya Pondok Api Tegalrejo Magelang selam 9 tahun yang diasuh oleh KH. Abdurahman Chudlori, Pondok Warudoyong Sukabumi selama 3 tahun dan Pondok Fathul Ulum Kewagean Kediri selama 2 tahun diasuh oleh KH. Abdul Hannan Ma’shum

.

Menjadi Pengasuh Pesantren

Setelah ayahandanya, KH. Muhammad wafat pada tahun 2006, KH. Asror Muhammad melanjutkan estafet kepengasuhan Pondok Pesantren Kebon Jambu al-Islamy.

Saat menjadi pengasuh, Aang mengarahkan santri-santrinya dengan sangat sabar dan pula tegas, tak segan-segan menghukum santri yang melanggar peraturan. Dan karena sangat ‘alimnya dalam mendidik santri, sehingga beliau banyak dijuluki Kiai muda yang berjiwa sepuh.

Selama menjalani hidupnya sebagai pengasuh Pondok Pesantren Kebon Jambu al-Islamy Putra , beliau termasuk orang yang tidak neko-neko, selalu tampil apa adanya dan selalu mengisi kegiatan pengajian santrinya.

https://www.laduni.id/post/read/70647/biografi-kh-asror-muhammad-babakan.html