Biografi Gurutta Sanusi Baco

Daftar Isi Profil Gurutta Sanusi Baco

  1. Kelahiran
  2. Wafat
  3. Pendidikan
  4. Mengasuh Pesantren
  5. Sahabat Presiden Ke-4
  6. Sosok Akademisi
  7. Ketua MUI Sulawesi Selatan
  8. Peranan di Nahdlatul Ulama (NU)

Kelahiran

Gurutta Sanusi Baco lahir 4 April 1937, di Maros, Makassar. Beliau merupakan putra kedua dari enam bersaudara, dari seorang ayah bernama Baco, seorang mandor.

Wafat

Beliau wafat pada pukul 20.08 WITA, hari Sabtu, 15 Mei 2021 di RS Primajaya. Pada pagi harinya beliau merasakan sakit di bagian perut, setelah dibawa ke rumah sakit tim medis mengatakan bahwa beliau mengalami Kolik Abdomen, yaitu rasa nyeri yang begitu hebat pada bagian perut yang sifatnya hilang timbul.

Pendidikan

Gurutta Sanusi Baco memulai pendidikkannya dengan belajar kepada beberapa guru di desanya, kemudian melanjutkan nyantri di Pondok Pesantren Darud Da’wah wal Irsyad (DDI) Mangkoso, Barru, selama 8 tahun. Setelah lulus Aliyah tahun 1958, Gurutta Sanusi Baco hijrah ke Makassar dan mengajar di beberapa tempat.

Gurutta Sanusi Baco sempat menjadi Sarjana Muda (BA) di Universitas Muslim Indonesia, kemudian setelah selesai, Sanusi Baco yang juga tokoh pendiri PMII di Sulawesi Selatan mendapat kesempatan beasiswa dari Departemen Agama Republik Indonesia untuk kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.

Mengasuh Pesantren

Gurutta Sanusi Baco adalah pengasuh pesantren Nahdlatul Ulum, salah satu Pesantren milik Nahdlatul Ulama di Kabupaten Maros.  

Sahabat Presiden Ke-4

Sebagaimana yang sering diungkapkan Gurutta, ketika memberikan dakwah di hadapan warga Nahdliyin, sewaktu perjalanannya dari Indonesia ke Mesir menaiki kapal, di saat itulah beliau berjumpa dengan KH. Abdurrahman Wahid atau yang lebih akrab dipanggil Gus Dur. Gurutta Sanusi dalam perjalanan ke Mesir itu mendapatkan kesempatan mendengar cerita/humor dari Gus Dur. Gurutta heran, Gus Dur selama sebulan penuh tiap harinya bercerita/humor di hadapannya dengan cerita yang berbeda. Demikian Gurutta Sanusi mengenang pertemuannya dengan Gus Dur.

Berawal dari persahabatannya dengan Gus Dur membuat Gurutta Sanusi Baco bertekad untuk berkhidmah di NU.

Sosok Akademisi

Setelah kembali ke Makassar, aktifitasnya adalah mengajar di Universitas Muslim Indonesia, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Al-Gazali (sekarang UIM) dan mulai berkeliling berdakwah dan mendirikan Sekolah Tinggi Al-Gazali Cabang STAI Al-Gazali di Makassar serta sebagai Dosen Tetap di Fakultas Syariah IAIN Alauddin Makassar.

Selain mengabdikan dirinya di Universitas Islam Makassar, Gurutta Sanusi masih aktif berdakwah dan memberikan nasehat kepada masyarakat Sulawesi Selatan dan pada tahun 2012 Gurutta Sanusi Baco dianugerahkan Doktor Honoris Causa dalam bidang Hukum Islam atau fiqh di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Ketua MUI Sulawesi Selatan

Beliau juga menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan. Dalam catatan detikcom, semasa menjabat ketua MUI rumah beliau pernah dilempari oleh Orang Tak Dikenal (OTK) pada Februari 2019 silam. 

Peranan di Nahdlatul Ulama (NU)

Kemudian di umur 78 tahun saat ini Gurutta Sanusi Baco setia berkhidmat di Nahdlatul Ulama. Saat ini masih aktif mengabdikan dirinya untuk memajukan pendidikan Nahdaltul Ulama sebagai Ketua Umum Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi Al-Gazali Makassar, yayasan yang menaungi Universitas Islam Makassar sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi milik Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan.

Selain itu, Gurutta Sanusi Baco menjabat sebagai Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan. Gurutta juga dipercaya sebagai Ketua MUI Sulawesi Selatan, Ketua Umum Yayasan Masjid Raya Makassar.

https://www.laduni.id/post/read/71003/biografi-gurutta-sanusi-baco.html